LAPORAN GENETIKA ALEL DAN GEN GANDA

Laporan Praktikum Genetika

ALEL DAN GEN GANDA

Logo Unimed-FMIPA.gif


Disusun Oleh :

Nama               : Yuli Hardiyanti
NIM                 : 4122220013
Kelas                : Biologi Nondik A 2012







FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu). Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai alel A, sedang individu aa mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa memiliki dua macam alel, yaitu A dan a. Jadi, lokus A dapat ditempatioleh sepasang (dua buah) alel, yaitu AA, Aa, atau aa, bergantung kepada genotipe individu yang bersangkutan (Susanto, Agus Hery, 2011). Namun, kenyataannya yang sebenarnya lebih umum dijumpai adalah bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua dua macam alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel. Fenomena semacam ini disebut sebagai alel ganda (multiple alleles) (Susanto, Agus Hery, 2011).
Pengaruh alel ganda dapat dilihat salah satu contohnya pada sistem golongan darah ABO. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu : sel-sel (antara lain eritrosit dan leukosit) dan cairan (plasma). Karl Landsteener dalam penelitiannya menemukan adanya dua antibodi alamiah di dalam darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit. Inilah penyebab terjadinya penggumpalan (beraglutinasi) sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu apabila bercampur dengan serum dari beberapa orang (Agus, Rosana dan Sjafaraenan, 2013).
Golongan darah seseorang ditetapkan berdasarkan macam antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Bermstein tahun 1925 menegaskan bahwa antigen-antigen itu diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel itu diberi simbol I (berasal dari kata isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan sel eritrosit). Orang yang mampu membentuk antigen A memiliki alel IA dalam kromosom, yang mampu membentuk antigen B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA dan IB dapat membentuk antigen A dan antigen B, sedangkan yang tidak mempu membentuk antigen sama sekali memiliki alel resesif.



1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui beberapa sifat keturunan pada manusia secara fenotif dan genotif yang ditemukan oleh pengaruh alel ganda.
2.      Untuk mengetahui beberapa sifat pada manusia secara fenotif yang ditemukan oleh pengaruh gen ganda.

1.3  Manfaat
1.      Mahasiswa mampu menjadikan mata kuliah praktikum genetika sebagai modal awal untuk pengembangan bakat penelitian secara aplikasi.
2.      Mahasiswa mampu menganalisis pengaruh sifat keturunan melalui sifat fenotif manusia oleh pengaruh alel ganda dan gen ganda secara teori dan secara praktik.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alel Ganda
            Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian ) dan memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe, alel memiliki pengaruh yang saling berlawanan dalam pengekspresian suatu sifat. Di dalam suatu lokus, terdapat sepasang atau lebih alel. Bila terdapat sepasang alel dalam suatu lokus, maka disebut alel tunggal. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka disebut alel ganda atau multiple alelmorfi.
Alel ganda terjadi karena timbulnya mutasi gen. tetapi gen yang bermutasi tidak selalu menghasilkan varian yang sama. Umpamanya, gen A bermutasi menjadi a1 atau a2 atau a3, yang masing-masing menghasilkan fenotip yang berlainan. Dengan demikian mutasi gen A dapat menghasilkan 4 macam varian, sedangkan anggota alel-nya bukan hanya 2 (dua), tetapi ada 4 (empat), yaitu: A, a1, a2 dan a3.

2.2 Gen Ganda
            Kebanyakan sifat tidak berasal dari kerja pasangan gen tunggal, tetapi dari kombinasi kerja sejumlah gen pada lokus-lokus yang berlainan pada kromosom. Kelompok gen yang terletak pada lokus yang berlainan yang mengawasi ekspresi suatu sifat tertentu yang sama disebut gen ganda atau poligen. Suatu sifat yang dipengaruhi oleh gen ganda akan menunjukkan variasi kuantitatif yang besar karena dapat diekspresikan dalam bermacam-macam tingkatan. Contoh sifat yang demikian adalah warna biji, tinggi pohon, dan hasil per pohon pada gandum, berat buah pada tomat, berat atau ukuran tubuh pada unggas atau ternak, warna kulit dan tinggi badan pada manusia dan lain-lain.

2.3 Golongan Darah
            Golongan darah merupakan tanda khusus pada seseorang yang dipengaruhi oleh jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Antigen golongan darah berbeda memiliki kekuatan antigenik berbeda pula, misalnya antigenitas yang potensial untuk merangsang antibodi. Antigen yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk memproduksi antibodi dalam derajat yang berguna untuk melawan virus penyebab penyakit. Aglutinasi terjadi ketika antibodi mengenal antigen.
Antibodi pada antigen sel darah merah tidak terdapat pada sel darah merah itu sendiri. Antibodi mulai muncul dalam plasenta setelah bayi berusia sekitar 6 bulan. Antibodi dibentuk secara alamiah di dalam darah, meskipun antigen yang bersangkutan tidak ada. Antibodi alamiah mengambil peranan dalam golongan darah manusia, terutama dalam golongan darah A, B, AB dan O. Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan antigen B merupakan mukopolisakharida, terdiri diri protein dan gula. Dalam dua antigen itu bagian proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar kekhasan antigen-antibodi (Suryo, 2010)

Tabel 2.1 Antigen dan Antobodi pada Golongan Darah
(Golongan darah (fenotip)
Antigen dalam eritrosit
Antibodi dalam serum
A
A
Anti-B
B
B
Anti-A
AB
A dan B
-
O
-
Anti-A dan anti-B





            Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang yang memiliki antigen-A tidak memiliki anti-A melainkan anti-B yang berarti bergolongan darah A. Golongan darah B memiliki antigen-B memiliki anti-A. Jika antigen-A bertemu dengan anti-A, demikian pula antigen-B bertemu dengan anti-B, sel-sel darah merah menggumpal (beraglutinasi) dan mengakibatkan kematian. Orang yang tidak memiliki antigen-A maupun antigen-B dalam eritrosit dinyatakan bergolongan darah O. Serum darah mengandung anti-A dan anti-B yang berarti golongan darah O. Sebaliknya bila serum darah tidak mengandung antibodi sama sekali, maka eritrosit mengandung antigen- A dan antigen-B yang berarti bergolongan darah AB.


2.4 Sidik Jari pada Manusia
            Pola Sidik jari terbentuk sebelum lahir dan terjadi ketika manusia identitas (dermatogliff) yang terbentuk di bawah lapisan kulit atau dermal papilae, Pola dasarnya tidak berubah, selama lapisan papilae masih berada di kulit dan sidik jari akan selalu ada.
Dermatoglifi merupakan suatu manifestasi genetik yang dikendalikan oleh polygenic, dimana pola dasarnya tidak akan berubah selama hayatnya. Perubahan hanya terjadi pada ukuran sulur, yang berlangsung sejalan dengan perkembangan tangan dan kakiSulur-sulur dermis diwarisi secara poligen. Variasi pola dermatoglifi satu spesies berbeda dengan spesies lain dan menunjukkan kekhasan pada setiap spesies tersebut (Jodlon Siburian. 2010)
Sidik jari merupakan struktur genetika dalam bentiuk rangka yang sangat detail dan tanda yang melekat pada diri manusia yang tidak dapat dihapus dan diubah. Sidik Jari ibarat barcode diri manusia yang menandakan tidak ada pribadi yang sama (Sinta. 2011).
Sulur-sulur dermis seseorang akan tetap mulai dari usia 3 – 4 bulan kehamilan, dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
Berdasarkan sistem Galton dapat dibedakan ada 3 pola utama sidik jari yakni :
o   Pola Arch atau pola lengkung.
o   Pola Loop atau pola sosok.
Pola loop ada 2 macam yakni :
ü  Loop Radial bila terbuka ke ujung jari.
ü  Loop Ulnar bila terbuka ke pangkal jari.
o   Pola Whorl atau pola lingkaran.
Pola whorl terbagi atas lima sub pola yaitu Plain Whorl, Sentral Pocket Loop, Double Loop, Accidental dan Eternal Pocket. Pola Arch terbagi atas dua sub pola yakni Plain Arch dan Tented Arch. Dan pola loop terbagi atas dua sub pola yaitu Ulnair Loop dan Radial Loop (Okvian. 2011).




BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
            Percobaan alel ganda dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Negeri Medan dan percobaan gen ganda dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Negeri Medan.

3.2 Alat dan Bahan
Percobaan Alel Ganda
Nama Alat
Jumlah
Nama Bahan
Jumlah
Alat Tulis
1 Unit
Anggota Kelompok 2
6 Orang
Kertas HVS
2 Buah



Percobaan Gen Ganda
Nama Alat
Jumlah
Nama Bahan
Jumlah
Alat Tulis
1 Unit
Anggota Kelompok 2
6 Orang
Kertas HVS
2 Buah


Stempel dan Bantalan Stempel
1 Unit



3.3 Prosedur Kerja
Percobaan Alel Ganda
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan.
2.      Mengamati rambut yang terdapat pada segmen digitalis tengah dari jari-jari tangan.
3.      Memasukkan data pengamatan kedalam tabel pengamatan.
4.      Menyiapkan kertas HVS dan alat tulis.
5.      Membuat silsilah keluarga berdasarkan golongan darah.
Percobaan Gen Ganda
1.      Menyiapkan bantalan stempel yang telah diberi tinta stempel.
2.      Meletakkan bagian bawah jari tangan tiap anggota kelompok ke bantalan stempel tersebut.
3.      Memindahkan tangan pada kertas HVS yang berisi data pengamatan tiap praktikan untuk kelima jari tangan.
4.      Mengamati bentuk sidik jari yang dimiliki masing-masing praktikan.
5.      Menghitung jumlah sulur yang dimiliki oleh masing-masing praktikan.
6.      Memasukkan data pengamatan kedalam tabel pengamatan.























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

20141110_220354.jpg4.1 Hasil Pengamatan Golongan Darah Pribadi
           














            Berdasakan data silsilah keluarga dari golongan darah maka praktikan memiliki golongan darah O, dengan genotif IOIO. Hal ini diperoleh dari hasil persilangan golongan darah dari kedua orang tuanya sebagai berikut :
P          : Ayah (IAIO)   x Ibu (IOIO)
G         : IA , IO             x IO
F1        : IAIO , IOIO
            Maka jelas terbukti bahwa ada praktikan (Yuli Hardiyanti) yang memiliki golongan darah O, yang sama dengan parental (ibu). Di keluarga yuli, yang memiliki saudara kandung 3, terdapat 66,6% bergolongan darah O dan 33,3 % bergolongan darah A. Jadi golongan darah ayah menurun kepada anak lelaki nya dan golongan darah ibu menurun kepada anak perempuannya.


4.2 Hasil dan Analisis Percobaan Golongan Darah Kelompok 2
Menetapkan Golongan Darah
Test Untuk
Hasil Pribadi
Hasil Kelas
Jumlah
Persentase
Gol. Darah A
*
0
0%
Gol. Darah B
X
1
16,67%
Gol. Darah AB
X
1
16,67%
Gol. Darah O
Xxxx
4
66,66%
Rhesus Positif
*
0
0%
Rhesus Negatif
*
0
0%

            Berdasarkan percobaan golonga darah, kelompok 2 memiliki didominasi dengan golongan darah O dengan persentase 66,67%, sedangkan untuk golongan darah B hanya 1 orang dengan persentase 16,67% dan golongan darah AB hanya 1 orang dengan persentase 16,67%.

4.3 Hasil dan Analisis Percobaan Rambut Jari Tangan Kelompok 2
Percobaan Alel Ganda
Alel Ganda
Hasil Pribadi
Hasil Kelompok
Jumlah
Persentase
H1
*
0
0%
H2
*
0
0%
H3
X
1
16,67%
H4
*
0
0%
H5
Xxxxx
5
83,33%

Keterangan :
H1 = Rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak dipakai.
H2 = Rambut pada jari kelingking, manis dan tengah.
H3 = Rambut pada jari manis dan tengah.
H4 = Rambut pada jari manis saja.
H5 = Tiada rambut pada semua empat jari.
Dominan dari alel itu adlah H1H2H3H4H5
             
            Pada praktikum ini, kelompok 1 orang yang memiliki alel H3 yakni adanya rambut pada jari manis dan jari tengah, sedangkan untuk 5 orang lainnya memiliki alel H5 yakni tidak terdapat rambut pada semua empat jari.
Beberapa faktor dalam ada tidaknya rambut pada jari tangan adalah faktor genetika yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.

4.4 Hasil dan Analisis Percobaan Sidik Jari Kelompok 2
2.jpg
 









3.jpg            Praktikan atas nama Zebulon memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan jumlah 156 sulur pada jari kanan dan 174 pada jari kiri. Untuk praktikan atas nama Difa memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan jumlah 162 sulur pada jari kanan dan 168 pada jari kiri. Untuk praktikan atas nama Siti memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan jumlah 159 sulur pada jari kanan dan 162 pada jai kiri.









            Praktikan atas nama Yuli memiliki memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan jumlah 160 sulur pada jari kanan dan 164 pada jari kiri. Untuk praktikan atas nama Rahma memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan jumlah 146 sulur pada jari kanan dan 138 pada jari kiri. Untuk praktikan atas nama Roma memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan jumlah 164 sulur pada jari kanan dan 169 pada jari kiri.

4.5 Hasil Pengamatan Kelompok 3
1 001.jpg
 










            Pada kelompok 3, semua anggota kelompok memiliki pola loop pada semua sidik jarinya. Nira memiliki jumlah sulur 302 pada jari tangannya. Puput memiliki jumlah sulur 262 pada jari tangannya. Hayati memiliki jumlah sulur 258 pada jari tangannya. Eta memiliki jumlah sulur 260 pada jari tangannya. Rahmad memiliki jumlah sulur 297 pada jari tangannya

IMG_0001.jpg4.6 Hasil Pengamatan Kelompok 4





            Pada kelompok 4, berdasarkan pengamatan sidik jari. Kebanyakan jari tangan praktikan memiliki pola loop. Fathimah memiliki pola loop pada 6 jarinya, dan pola arch pada 4 jarinya. Dahliana memiliki pola loop pada 6 jarinya, dan pola whorl pada 4 jarinya. Jelly memiliki pola loop pada 9 jarinya, dan pola whorl pada 1 jarinya. Rafika memiliki pola loop pada 10 jarinya. Karya memiliki pola loop pada 6 jarinya, dan pola whorl pada 4 jarinya.
            Fathimah memiliki jumlah sulur 272, Dahliana memiliki jumlah sulur 300, Jelly memiliki jumlah sulur 276, Rafika memiliki jumlah sulur 287, dan Karya memiliki jumlah sulur 275.

4.7 Hasil Pengamatan Kelompok 5
IMG_0005.jpg
 











            Pada pengamatan sidik jari kelompok 5, diperoleh sidik jari yang dominan adalah pola loop. Adelina memiliki pola loop pada 6 jari tangannya dan pola whorl pada 4 jari tangannya. Agus memiliki pola loop pada 6 jari tangannya dan pola whorl pada 4 jari tangannya. Fretty memiliki pola loop pada 7 jari tangannya dan pola whorl pada 3 jari tangannya. Devi memiliki pola loop pada 10 jari tangannya. Puji memiliki pola loop pada 3 jari tangannya dan pola whorl pada 7 jari tangannya.
            Adelina memiliki jumlah sulur 425, Agus memiliki jumlah sulur 450, Fretty memiliki jumlah sulur 389, Devi memiliki jumlah sulur 432 Puji memiliki jumlah sulur 385.
4.8 Hasil Pengmatan Kelompok 1
2 001.jpg 3 001.jpg
 









            Pada kelompok 1, diperoleh hasil sidik jari yang dominan adalah pola loop. Buana memiliki pola loop pada 8 jari nya dan pola whorl pada 2 jarinya. Delly memiliki pola loop pada 6 jari nya dan pola whorl pada 4 jarinya. Dwi Putri memiliki pola loop pada 10 jari nya. Heka memiliki pola loop pada 8 jari nya dan pola whorl pada 2 jarinya. Dan Nurhasanah memiliki pola loop pada 5 jari nya dan pola whorl pada 5 jarinya.
            Untuk jumlah sulur pada tiap praktikan berbeda-beda, pada Buana memiliki jumlah sulur 279, Delly memiliki jumlah sulur 291, Dwi putri memiliki jumlah sulur 279, Heka memiliki jumlah sulur 272, dan Nurhasanah memiliki jumlah sulur 282.

4.9 Hasil Pengamatan Kelas
4.9.1 Ruas Jari Tangan
Alel Ganda
Hasil Kelas (X)
Hasil Kelas
Jumlah
Persentase
H1
 2
2
7,69  %
H2
 1
1
3,84 %
H3
 2
2
 7,69 %
H4
 0
0
   0   %
H5
 21
21
 80,76 %

Keterangan :
-          H1 : rambut terdapat pada semua jari, ibu jari tidak dipakai
-          H2 : rambut pada jari kelingking, manis dan tengah
-          H3 : rambut pada jari manis dan tengah
-          H4 : rambut pada jari manis saja
-          H5 : tidak ada  rambut pada semua empat jari

Dari data diatas, untuk mencari persentase percobaan satu maka perhitungannya sebagai berikut:
·         H1 dimana jumlahnya 0 maka persentasenya:  x 100% = 7,69  %
·         H2 dimana jumlahnya 0 maka persentasenya:  x 100% = 3,84 %
·         H3 dimana jumlahnya 0 maka persentasenya:  x 100% = 7,69 %
·         H4 dimana jumlahnya 0  maka persentasenya:  x 100% = %
·         H5 dimana jumlahnya 5 maka persentasenya:  x 100% = 80,76  %

Nilai persentase tertinggi di H5 yaitu 80,76  % maka kebanyakan mahasiswa/i di kelas Nondik A   tidak memiliki rambut pada keempat jari tangan. Dapat diketahui bahwa beberapa peristiwa fenotip keturunan sangat bergantung dari gen-gen yang terdapat pada induk betina. Hal ini tidak mengherankan bahwa volume gamet betina itu lebih besar dari pada volume gamet jantan, dan bagian terbesar dari gamet betina itu adalah sitoplasma beserta organel-organelnya (Suryo, 1995).

4.9.2 Golongan darah
Test Untuk
Hasil Kelas (X)
Hasil Kelas
Jumlah
Persentase
 Gol Darah A
6
6
23,07 %
 Gol Darah B
6
6
23,07 %
 Gol Darah AB
2
2
7, 69 %
 Gol Darah O
12
12
46, 15 %

Berdasarkan data diatas, untuk mencari persentase hasil pengamatan golongan darah  menggunakan perhitungannya sebagai berikut:
o    Golongan darah A dimana jumlahnya 6 maka persentasenya:  x 100% = 23,07 %
o    Golongan darah B dimana jumlahnya 6 maka persentasenya:  x 100% = 23,07 %
o    Golongan darah AB dimana jumlahnya 2 maka persentasenya:  x 100% = 7,69 %
o    Golongan darah O dimana jumlahnya 12  maka persentasenya:  x 100% = 46,15 %

Dilihat dari hasil data diatas bahwa keanekaragaman golongan darah di kelas Biologi Nondik A sangatlah beragam. Dimana persentase golongan darah yang tertinggi O yaitu 46,15 %.

4.9.3 Hasil Pengamatan Pola Sulur Jari
No
Nama
Jumlah tiap jenis pola sulur jari
Jumlah
Arch
Loop
Whorl
1
Puput
0
10
0
10
2
Nirawati
0
10
0
10
3
Hayati
0
10
0
10
4
Eta
0
10
0
10
5
Rahmad
0
10`
0
10
6
Adelina
0
6
4
10
7
Agus
0
6
4
10
8
Devi
0
10
0
10
9
Dwi puji
0
3
7
10
10
Fretty
0
3
7
10
11
Difa
0
10
0
10
12
Rahma
0
10
0
10
13
Roma
1
9
0
10
14
Siti
0
4
6
10
15
Yuli
0
10
0
10
16
Zebulon
0
5
5
10
17
Buana
8
2
0
10
18
Putri
0
6
4
10
19
Heka
0
8
2
10
20
Nurhasanah
0
5
5
10
21
Fathimah
4
6
0
10
22
Jelly
0
9
1
10
23
Karya
0
6
4
10
24
Dahliana
0
6
4
10
25
Delly
0
6
4
10
26
Vika
0
10
0
10
Jumlah

Penghitungan Chi-Square menggunakan data tabel di atas dari 1 – 26.

Arch
Loop
Whorl
Jumlah
O
1
79
20
100
E
5
70
25
100
D
-4
9
-5

d2/e
(-4)2/5 = 3,2
92/70 = 1,2
(-52)/ 25 = 1
X2 = 5,4

Berdasarkan data diatas, dari 10 sampel yang diamati maka bentuk pola jari yang dominan yaitu pola loop karena pola loop paling dominan diantara pola arch dan pola whorl di dunia. Dari data chi-square bahwa X hitung dari 26 sampel yang didapat yaitu 4,74 dimana X hitung 0,05 = 24,28 maka hasil perhitungan itu bagus karena X hitung <  X tabel yaitu 5,4 < 24,28 maka  penghitungan diatas tidak sesuai dengan hukum Mendel.

4.9.4 Hasil Pengamatan Sidik Jari Tangan
No
Nama
Jumlah tiap jenis pola sulur jari
Jumlah Rigi
Arch
Loop
Whorl
1
Puput
0
10
0
262
2
Nirawati
0
10
0
302
3
Hayati
0
10
0
258
4
Eta
0
10
0
260
5
Rahmad
0
10
0
297
6
Adelina
0
6
3
425
7
Agus
0
6
4
450
8
Devi
0
10
0
389
9
Dwi puji
0
3
7
432
10
Fretty
0
3
7
385
11
Difa
0
10
0
330
12
Rahma
0
10
0
284
13
Roma
1
9
0
327
14
Siti
0
4
6
321
15
Yuli
0
10
0
324
16
Zebulon
0
5
5
330
17
Buana
8
2
0
279
18
Putri
0
6
4
279
19
Heka
0
8
2
272
20
Nurhasanah
0
5
5
282
21
Fathimah
4
6
0
272
22
Jelly
0
9
1
276
23
Karya
0
6
4
275
24
Dahliana
0
6
4
300
25
Delly
0
6
4
291
26
Vika
0
10
0
287
Jumlah
13
190
56




Pembahasan :
            Berdasarkan data diatas, didapat bahwa hampir kesemua praktikan di kelas biologi nondik A 2012, memiliki pola loop pada kesemua jarinya.
Berdasarkan analisis dan literatur yang didapat, bahwa pola loop banyak dijumpai pada populasi orang kulit putih dan hitam, sedangkan pola whorl banyak dijumpai pada bangsa Mongoloid, populasi penduduk asli Australia dan populasi Menalesia di Pasifik. Pola Arch sedikit ditemukan untuk semua populasi bangsa, biasanya hanya pada bangsa Bushman (bangsa negroit yang hidup di Afrika Selatan).
            Jadi jika dalam pengamatan kelompok lain yang menyatakan bahwa ada diperoleh 2 tipe sidik jari pada seseorang, maka menurut saya ada kesalahan dalam praktikum. Karena untuk populasi di Asia, kesemuanya memiliki pola Loop.
            Untuk jumlah sulur yang didapat diperoleh bahwa kesemua praktikan memiliki jumlah sulur lebih dari 250 sulur – 450 sulur. Perbedaan jumlah sulur berdasarkan pengamatan juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Jumlah sulur terbanyak adalah 450 sulur, yang didapat oleh praktikan atas nama Agus. Dan jumlah sulur terkecil adalah 258 sulur, yang didapat oleh praktikan atas nama Hayati.













BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.      Percobaan alel ganda yang didapat untuk pengidentifikasian rambut pada jari memiliki gentotif H5 dan fentotifnya yakni tidak ditemukannya rambut pada ke-4 jari tangan, hanya pada 1 orang yang memiliki genotif H3 dengan fenotif nya yakni ditemukannya rambut pada jari manis dan tengah.
2.      Percobaan gen ganda yang didapat dalam pengidentifikasian golongan darah pada manusia memiliki genotif IoIo dengan fenotifnya yakni bergolongan darah O, Hal ini dipengaruhi dari parentalnya yang memiliki golongan darah A dan O dengan genotifnya IAIo dan IoIo.

5.2 Saran
            Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum alel ganda terkhusus untuk pembahasan tentang sidik jari. Karena dalam penentuan pola masih  ada kesalahan sehingga diperlukan suatu peralatan dalam pengidentifikasian jenis pola pada sidik jari dan dalam perhitungan jumlah sulur pada jari tersebut.













Daftar Pustaka

Siburian, Jodlon, et al. 2010. Analisis Pola Sidik Jari dan Jumlah Sulur serta Besar Sudut ATD Penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Jambi. Jurnal Blospecles Vol 2 No : 2
Sinta, Hudia, et al, 2011. Identifikasi Tipe Pola Sidik Jari untuk Implementasi Karakteristik Orang Berbasis Pengolahan Citra Digital. Bandung : Fakultas Elektro dan Komunikasi
Tumanan, Okvian. 2011. Pengenalan Pola Sidik Jari Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Pembelajaran Backpropagation. Jurnal Aplikasi Fisika. Vol 7 No : 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

LAPORAN OKULASI