LAPORAN GENETIKA ALEL DAN GEN GANDA
Laporan
Praktikum Genetika
ALEL DAN GEN GANDA
Disusun Oleh :
Nama : Yuli Hardiyanti
NIM : 4122220013
Kelas
: Biologi Nondik A 2012
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang
terdapat pada lokus (tempat tertentu). Individu dengan genotipe AA dikatakan
mempunyai alel A, sedang individu aa mempunyai alel a. Demikian pula individu
Aa memiliki dua macam alel, yaitu A dan a. Jadi, lokus A dapat ditempatioleh
sepasang (dua buah) alel, yaitu AA, Aa, atau aa, bergantung kepada genotipe
individu yang bersangkutan (Susanto, Agus Hery, 2011). Namun, kenyataannya yang sebenarnya lebih umum
dijumpai adalah bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih
dari hanya dua dua macam alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki
sederetan alel. Fenomena semacam ini disebut sebagai alel ganda (multiple
alleles) (Susanto,
Agus Hery, 2011).
Pengaruh alel ganda dapat dilihat salah satu contohnya
pada sistem golongan darah ABO. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu :
sel-sel (antara lain eritrosit dan leukosit) dan cairan (plasma). Karl
Landsteener dalam penelitiannya menemukan adanya dua antibodi alamiah di dalam
darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit. Inilah penyebab terjadinya
penggumpalan (beraglutinasi) sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa
individu apabila bercampur dengan serum dari beberapa orang (Agus, Rosana dan
Sjafaraenan, 2013).
Golongan darah seseorang ditetapkan berdasarkan macam
antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Bermstein tahun 1925 menegaskan bahwa
antigen-antigen itu diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel itu diberi
simbol I (berasal dari kata isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada
permukaan sel eritrosit). Orang yang mampu membentuk antigen A memiliki alel IA dalam
kromosom, yang mampu membentuk antigen B memiliki alel IB, yang
memiliki alel IA dan IB dapat membentuk antigen
A dan antigen B, sedangkan yang tidak mempu membentuk antigen sama sekali
memiliki alel resesif.
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
beberapa sifat keturunan pada manusia secara fenotif dan genotif yang ditemukan
oleh pengaruh alel ganda.
2.
Untuk mengetahui
beberapa sifat pada manusia secara fenotif yang ditemukan oleh pengaruh gen
ganda.
1.3
Manfaat
1. Mahasiswa
mampu menjadikan mata kuliah praktikum genetika sebagai modal awal untuk
pengembangan bakat penelitian secara aplikasi.
2. Mahasiswa
mampu menganalisis pengaruh sifat keturunan melalui sifat fenotif manusia oleh
pengaruh alel ganda dan gen ganda secara
teori dan secara praktik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alel Ganda
Alel
adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian ) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Dilihat dari
pengaruh gen pada fenotipe, alel memiliki pengaruh yang saling
berlawanan dalam pengekspresian suatu sifat. Di dalam suatu lokus,
terdapat sepasang atau lebih alel. Bila terdapat sepasang alel dalam suatu
lokus, maka disebut alel tunggal. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel
dalam satu lokus, maka disebut alel ganda atau multiple alelmorfi.
Alel ganda terjadi karena timbulnya mutasi gen. tetapi
gen yang bermutasi tidak selalu menghasilkan varian yang sama. Umpamanya, gen A
bermutasi menjadi a1 atau a2 atau a3, yang masing-masing menghasilkan fenotip
yang berlainan. Dengan demikian mutasi gen A dapat menghasilkan 4 macam varian,
sedangkan anggota alel-nya bukan hanya 2 (dua), tetapi ada 4 (empat), yaitu: A,
a1, a2 dan a3.
2.2 Gen Ganda
Kebanyakan sifat tidak
berasal dari kerja pasangan gen tunggal, tetapi dari kombinasi kerja sejumlah
gen pada lokus-lokus yang berlainan pada kromosom. Kelompok gen yang terletak pada
lokus yang berlainan yang mengawasi ekspresi suatu sifat tertentu yang sama
disebut gen ganda atau poligen.
Suatu sifat yang dipengaruhi oleh gen ganda akan menunjukkan variasi
kuantitatif yang besar karena dapat diekspresikan dalam bermacam-macam tingkatan.
Contoh sifat yang demikian adalah warna biji, tinggi pohon, dan hasil per pohon
pada gandum, berat buah pada tomat, berat atau ukuran tubuh pada unggas atau
ternak, warna kulit dan tinggi badan pada manusia dan lain-lain.
2.3 Golongan Darah
Golongan
darah merupakan tanda khusus pada seseorang yang dipengaruhi oleh jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Antigen golongan darah
berbeda memiliki kekuatan antigenik berbeda pula, misalnya antigenitas yang
potensial untuk merangsang antibodi. Antigen
yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk memproduksi antibodi dalam derajat
yang berguna untuk melawan virus penyebab penyakit. Aglutinasi terjadi ketika
antibodi mengenal antigen.
Antibodi pada antigen sel darah merah tidak
terdapat pada sel darah merah itu sendiri. Antibodi mulai muncul dalam plasenta
setelah bayi
berusia sekitar 6 bulan. Antibodi dibentuk secara alamiah di dalam darah,
meskipun antigen yang bersangkutan tidak ada. Antibodi alamiah mengambil
peranan dalam golongan darah manusia, terutama dalam golongan darah A, B, AB
dan O. Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan antigen B merupakan
mukopolisakharida, terdiri diri protein dan gula. Dalam dua antigen itu bagian
proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar kekhasan
antigen-antibodi (Suryo, 2010)
Tabel 2.1 Antigen dan Antobodi pada Golongan Darah
(Golongan
darah (fenotip)
|
Antigen
dalam eritrosit
|
Antibodi
dalam serum
|
A
|
A
|
Anti-B
|
B
|
B
|
Anti-A
|
AB
|
A
dan B
|
-
|
O
|
-
|
Anti-A
dan anti-B
|
Dari
tabel di atas dapat diketahui bahwa orang yang memiliki antigen-A tidak
memiliki anti-A melainkan anti-B yang berarti bergolongan darah A. Golongan
darah B memiliki antigen-B memiliki anti-A. Jika antigen-A bertemu dengan
anti-A, demikian pula antigen-B bertemu dengan anti-B, sel-sel darah merah
menggumpal (beraglutinasi) dan mengakibatkan kematian. Orang yang tidak
memiliki antigen-A maupun antigen-B dalam eritrosit dinyatakan bergolongan
darah O. Serum darah mengandung anti-A dan anti-B yang berarti golongan darah
O. Sebaliknya bila serum darah tidak mengandung antibodi sama sekali, maka
eritrosit mengandung antigen- A dan antigen-B yang berarti bergolongan darah AB.
2.4 Sidik Jari
pada Manusia
Pola
Sidik jari terbentuk sebelum lahir dan terjadi ketika manusia identitas
(dermatogliff) yang terbentuk di bawah lapisan kulit atau dermal papilae, Pola
dasarnya tidak berubah, selama lapisan papilae masih berada di kulit dan sidik
jari akan selalu ada.
Dermatoglifi merupakan suatu
manifestasi genetik yang dikendalikan oleh polygenic, dimana pola dasarnya
tidak akan berubah selama hayatnya. Perubahan hanya terjadi pada ukuran sulur,
yang berlangsung sejalan dengan perkembangan tangan dan kakiSulur-sulur dermis
diwarisi secara poligen. Variasi pola dermatoglifi satu spesies berbeda dengan
spesies lain dan menunjukkan kekhasan pada setiap spesies tersebut (Jodlon
Siburian. 2010)
Sidik jari merupakan struktur
genetika dalam bentiuk rangka yang sangat detail dan tanda yang melekat pada
diri manusia yang tidak dapat dihapus dan diubah. Sidik Jari ibarat barcode
diri manusia yang menandakan tidak ada pribadi yang sama (Sinta. 2011).
Sulur-sulur dermis seseorang
akan tetap mulai dari usia 3 – 4 bulan kehamilan, dan tidak dipengaruhi oleh
lingkungan.
Berdasarkan sistem Galton dapat dibedakan ada 3 pola
utama sidik jari yakni :
o Pola Arch atau pola lengkung.
o Pola Loop atau pola sosok.
Pola loop ada 2 macam yakni :
ü Loop Radial bila terbuka ke ujung jari.
ü Loop Ulnar bila terbuka ke pangkal jari.
o Pola Whorl atau pola lingkaran.
Pola whorl terbagi atas lima
sub pola yaitu Plain Whorl, Sentral Pocket Loop, Double Loop, Accidental dan
Eternal Pocket. Pola Arch terbagi atas dua sub pola yakni Plain Arch dan Tented
Arch. Dan pola loop terbagi atas dua sub pola yaitu Ulnair Loop dan Radial Loop
(Okvian. 2011).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Percobaan alel ganda
dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2014 di Laboratorium Biologi, Universitas
Negeri Medan dan percobaan gen ganda dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2014
di Laboratorium Biologi, Universitas Negeri Medan.
3.2 Alat dan Bahan
Percobaan Alel Ganda
Nama Alat
|
Jumlah
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
Alat Tulis
|
1 Unit
|
Anggota Kelompok 2
|
6 Orang
|
Kertas HVS
|
2 Buah
|
|
|
Percobaan Gen Ganda
Nama Alat
|
Jumlah
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
Alat Tulis
|
1 Unit
|
Anggota Kelompok 2
|
6 Orang
|
Kertas HVS
|
2 Buah
|
|
|
Stempel dan Bantalan Stempel
|
1 Unit
|
|
|
3.3 Prosedur Kerja
Percobaan Alel Ganda
1.
Menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan dalam percobaan.
2.
Mengamati rambut
yang terdapat pada segmen digitalis tengah dari jari-jari tangan.
3.
Memasukkan data
pengamatan kedalam tabel pengamatan.
4.
Menyiapkan kertas
HVS dan alat tulis.
5.
Membuat silsilah
keluarga berdasarkan golongan darah.
Percobaan Gen
Ganda
1.
Menyiapkan bantalan
stempel yang telah diberi tinta stempel.
2.
Meletakkan bagian
bawah jari tangan tiap anggota kelompok ke bantalan stempel tersebut.
3.
Memindahkan tangan
pada kertas HVS yang berisi data pengamatan tiap praktikan untuk kelima jari
tangan.
4.
Mengamati bentuk
sidik jari yang dimiliki masing-masing praktikan.
5.
Menghitung jumlah
sulur yang dimiliki oleh masing-masing praktikan.
6.
Memasukkan data
pengamatan kedalam tabel pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Golongan Darah Pribadi
Berdasakan data silsilah keluarga dari golongan darah maka praktikan
memiliki golongan darah O, dengan genotif IOIO. Hal ini
diperoleh dari hasil persilangan golongan darah dari kedua orang tuanya sebagai
berikut :
P : Ayah (IAIO) x Ibu (IOIO)
G : IA ,
IO x IO
F1 : IAIO
, IOIO
Maka
jelas terbukti bahwa ada praktikan (Yuli Hardiyanti) yang memiliki golongan
darah O, yang sama dengan parental (ibu). Di keluarga yuli, yang memiliki
saudara kandung 3, terdapat 66,6% bergolongan darah O dan 33,3 % bergolongan
darah A. Jadi golongan darah ayah menurun kepada anak lelaki nya dan golongan
darah ibu menurun kepada anak perempuannya.
4.2 Hasil dan
Analisis Percobaan Golongan Darah Kelompok 2
Menetapkan Golongan
Darah
|
|||
Test Untuk
|
Hasil Pribadi
|
Hasil Kelas
|
|
Jumlah
|
Persentase
|
||
Gol. Darah A
|
*
|
0
|
0%
|
Gol. Darah B
|
X
|
1
|
16,67%
|
Gol. Darah AB
|
X
|
1
|
16,67%
|
Gol. Darah O
|
Xxxx
|
4
|
66,66%
|
Rhesus Positif
|
*
|
0
|
0%
|
Rhesus Negatif
|
*
|
0
|
0%
|
Berdasarkan
percobaan golonga darah, kelompok 2 memiliki didominasi dengan golongan darah O
dengan persentase 66,67%, sedangkan untuk golongan darah B hanya 1 orang dengan
persentase 16,67% dan golongan darah AB hanya 1 orang dengan persentase 16,67%.
4.3 Hasil dan
Analisis Percobaan Rambut Jari Tangan Kelompok 2
Percobaan Alel
Ganda
|
|||
Alel Ganda
|
Hasil Pribadi
|
Hasil Kelompok
|
|
Jumlah
|
Persentase
|
||
H1
|
*
|
0
|
0%
|
H2
|
*
|
0
|
0%
|
H3
|
X
|
1
|
16,67%
|
H4
|
*
|
0
|
0%
|
H5
|
Xxxxx
|
5
|
83,33%
|
Keterangan :
H1 = Rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari
tidak dipakai.
H2 = Rambut pada jari kelingking, manis dan
tengah.
H3 = Rambut pada jari manis dan tengah.
H4 = Rambut pada jari manis saja.
H5 = Tiada rambut pada semua empat jari.
Dominan dari alel itu adlah H1H2H3H4H5
Pada
praktikum ini, kelompok 1 orang yang memiliki alel H3 yakni adanya
rambut pada jari manis dan jari tengah, sedangkan untuk 5 orang lainnya
memiliki alel H5 yakni tidak terdapat rambut pada semua empat jari.
Beberapa faktor dalam ada tidaknya rambut pada jari
tangan adalah faktor genetika yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.
4.4 Hasil dan
Analisis Percobaan Sidik Jari Kelompok 2
Praktikan atas nama
Zebulon memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan
jumlah 156 sulur pada jari kanan dan 174 pada jari kiri. Untuk praktikan atas
nama Difa memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan
jumlah 162 sulur pada jari kanan dan 168 pada jari kiri. Untuk praktikan atas
nama Siti memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan bentuk loop dengan
jumlah 159 sulur pada jari kanan dan 162 pada jai kiri.
Praktikan
atas nama Yuli memiliki memiliki sulur jari tangan pada semua jari dengan
bentuk loop dengan jumlah 160 sulur pada jari kanan dan 164 pada jari kiri.
Untuk praktikan atas nama Rahma memiliki sulur jari tangan pada semua jari
dengan bentuk loop dengan jumlah 146 sulur pada jari kanan dan 138 pada jari
kiri. Untuk praktikan atas nama Roma memiliki sulur jari tangan pada semua jari
dengan bentuk loop dengan jumlah 164 sulur pada jari kanan dan 169 pada jari
kiri.
4.5 Hasil
Pengamatan Kelompok 3
Pada kelompok 3, semua anggota kelompok memiliki pola loop pada semua sidik
jarinya. Nira memiliki jumlah sulur 302 pada jari tangannya. Puput memiliki
jumlah sulur 262 pada jari tangannya. Hayati memiliki jumlah sulur 258 pada
jari tangannya. Eta memiliki jumlah sulur 260 pada jari tangannya. Rahmad
memiliki jumlah sulur 297 pada jari tangannya
4.6 Hasil
Pengamatan Kelompok 4
Pada kelompok 4, berdasarkan pengamatan sidik jari. Kebanyakan jari tangan
praktikan memiliki pola loop. Fathimah memiliki pola loop pada 6 jarinya, dan
pola arch pada 4 jarinya. Dahliana memiliki pola loop pada 6 jarinya, dan pola
whorl pada 4 jarinya. Jelly memiliki pola loop pada 9 jarinya, dan pola whorl
pada 1 jarinya. Rafika memiliki pola loop pada 10 jarinya. Karya memiliki pola
loop pada 6 jarinya, dan pola whorl pada 4 jarinya.
Fathimah
memiliki jumlah sulur 272, Dahliana memiliki jumlah sulur 300, Jelly memiliki
jumlah sulur 276, Rafika memiliki jumlah sulur 287, dan Karya memiliki jumlah
sulur 275.
4.7 Hasil
Pengamatan Kelompok 5
Pada pengamatan sidik jari kelompok 5, diperoleh sidik jari yang dominan
adalah pola loop. Adelina memiliki pola loop pada 6 jari tangannya dan pola
whorl pada 4 jari tangannya. Agus memiliki pola loop pada 6 jari tangannya dan
pola whorl pada 4 jari tangannya. Fretty memiliki pola loop pada 7 jari
tangannya dan pola whorl pada 3 jari tangannya. Devi memiliki pola loop pada 10
jari tangannya. Puji memiliki pola loop pada 3 jari tangannya dan pola whorl
pada 7 jari tangannya.
Adelina
memiliki jumlah sulur 425, Agus memiliki jumlah sulur 450, Fretty memiliki
jumlah sulur 389, Devi memiliki jumlah sulur 432 Puji memiliki jumlah sulur 385.
4.8 Hasil
Pengmatan Kelompok 1
Pada kelompok 1, diperoleh hasil sidik jari yang dominan adalah pola loop.
Buana memiliki pola loop pada 8 jari nya dan pola whorl pada 2 jarinya. Delly
memiliki pola loop pada 6 jari nya dan pola whorl pada 4 jarinya. Dwi Putri
memiliki pola loop pada 10 jari nya. Heka memiliki pola loop pada 8 jari nya
dan pola whorl pada 2 jarinya. Dan Nurhasanah memiliki pola loop pada 5 jari
nya dan pola whorl pada 5 jarinya.
Untuk
jumlah sulur pada tiap praktikan berbeda-beda, pada Buana memiliki jumlah sulur
279, Delly memiliki jumlah sulur 291, Dwi putri memiliki jumlah sulur 279, Heka
memiliki jumlah sulur 272, dan Nurhasanah memiliki jumlah sulur 282.
4.9 Hasil Pengamatan Kelas
4.9.1 Ruas
Jari Tangan
Alel Ganda
|
Hasil Kelas (X)
|
Hasil Kelas
|
|
Jumlah
|
Persentase
|
||
H1
|
2
|
2
|
7,69 %
|
H2
|
1
|
1
|
3,84 %
|
H3
|
2
|
2
|
7,69 %
|
H4
|
0
|
0
|
0
%
|
H5
|
21
|
21
|
80,76 %
|
Keterangan
:
-
H1 : rambut terdapat pada semua jari, ibu jari
tidak dipakai
-
H2 :
rambut pada jari kelingking, manis dan tengah
-
H3 :
rambut pada jari manis dan tengah
-
H4 :
rambut pada jari manis saja
-
H5 :
tidak ada rambut pada semua empat jari
Dari
data diatas, untuk mencari persentase percobaan satu maka perhitungannya
sebagai berikut:
·
H1 dimana
jumlahnya 0 maka persentasenya: x 100% = 7,69 %
·
H2 dimana
jumlahnya 0
maka persentasenya: x 100% = 3,84
%
·
H3 dimana
jumlahnya 0 maka persentasenya: x 100% = 7,69
%
·
H4 dimana
jumlahnya 0 maka persentasenya: x 100% = 0 %
·
H5 dimana jumlahnya
5 maka persentasenya: x 100% = 80,76 %
Nilai
persentase tertinggi di H5 yaitu 80,76 % maka kebanyakan mahasiswa/i di kelas Nondik
A tidak memiliki rambut pada keempat
jari tangan. Dapat diketahui bahwa beberapa peristiwa fenotip keturunan sangat
bergantung dari gen-gen yang terdapat pada induk betina. Hal ini tidak
mengherankan bahwa volume gamet betina itu lebih besar dari pada volume gamet
jantan, dan bagian terbesar dari gamet betina itu adalah sitoplasma beserta
organel-organelnya (Suryo, 1995).
4.9.2 Golongan darah
Test Untuk
|
Hasil Kelas (X)
|
Hasil Kelas
|
|
Jumlah
|
Persentase
|
||
Gol Darah A
|
6
|
6
|
23,07 %
|
Gol Darah B
|
6
|
6
|
23,07 %
|
Gol Darah AB
|
2
|
2
|
7, 69 %
|
Gol Darah O
|
12
|
12
|
46, 15 %
|
Berdasarkan
data diatas, untuk mencari persentase hasil pengamatan golongan darah menggunakan perhitungannya sebagai berikut:
o Golongan
darah A dimana jumlahnya 6
maka persentasenya: x 100% = 23,07
%
o Golongan
darah B dimana jumlahnya 6 maka persentasenya: x 100% = 23,07 %
o Golongan
darah AB dimana jumlahnya 2 maka persentasenya: x 100% = 7,69
%
o Golongan
darah O dimana jumlahnya 12 maka persentasenya: x 100% = 46,15 %
Dilihat
dari hasil data diatas bahwa keanekaragaman golongan darah di kelas Biologi
Nondik A sangatlah beragam. Dimana persentase golongan darah yang tertinggi O
yaitu 46,15 %.
4.9.3 Hasil Pengamatan Pola
Sulur Jari
No
|
Nama
|
Jumlah tiap jenis pola sulur jari
|
Jumlah
|
||
Arch
|
Loop
|
Whorl
|
|||
1
|
Puput
|
0
|
10
|
0
|
10
|
2
|
Nirawati
|
0
|
10
|
0
|
10
|
3
|
Hayati
|
0
|
10
|
0
|
10
|
4
|
Eta
|
0
|
10
|
0
|
10
|
5
|
Rahmad
|
0
|
10`
|
0
|
10
|
6
|
Adelina
|
0
|
6
|
4
|
10
|
7
|
Agus
|
0
|
6
|
4
|
10
|
8
|
Devi
|
0
|
10
|
0
|
10
|
9
|
Dwi puji
|
0
|
3
|
7
|
10
|
10
|
Fretty
|
0
|
3
|
7
|
10
|
11
|
Difa
|
0
|
10
|
0
|
10
|
12
|
Rahma
|
0
|
10
|
0
|
10
|
13
|
Roma
|
1
|
9
|
0
|
10
|
14
|
Siti
|
0
|
4
|
6
|
10
|
15
|
Yuli
|
0
|
10
|
0
|
10
|
16
|
Zebulon
|
0
|
5
|
5
|
10
|
17
|
Buana
|
8
|
2
|
0
|
10
|
18
|
Putri
|
0
|
6
|
4
|
10
|
19
|
Heka
|
0
|
8
|
2
|
10
|
20
|
Nurhasanah
|
0
|
5
|
5
|
10
|
21
|
Fathimah
|
4
|
6
|
0
|
10
|
22
|
Jelly
|
0
|
9
|
1
|
10
|
23
|
Karya
|
0
|
6
|
4
|
10
|
24
|
Dahliana
|
0
|
6
|
4
|
10
|
25
|
Delly
|
0
|
6
|
4
|
10
|
26
|
Vika
|
0
|
10
|
0
|
10
|
Jumlah
|
Penghitungan
Chi-Square menggunakan data tabel di atas dari 1 – 26.
|
Arch
|
Loop
|
Whorl
|
Jumlah
|
O
|
1
|
79
|
20
|
100
|
E
|
5
|
70
|
25
|
100
|
D
|
-4
|
9
|
-5
|
|
d2/e
|
(-4)2/5
= 3,2
|
92/70
= 1,2
|
(-52)/
25 = 1
|
X2
= 5,4
|
Berdasarkan
data diatas, dari 10 sampel yang diamati maka bentuk pola jari yang dominan
yaitu pola loop karena pola loop paling dominan diantara pola arch dan pola
whorl di dunia. Dari data chi-square bahwa X hitung dari 26 sampel yang didapat
yaitu 4,74 dimana X hitung 0,05 = 24,28
maka hasil perhitungan itu bagus karena X hitung < X tabel yaitu 5,4 < 24,28 maka
penghitungan diatas tidak sesuai
dengan hukum Mendel.
4.9.4 Hasil
Pengamatan Sidik Jari Tangan
No
|
Nama
|
Jumlah tiap jenis pola sulur jari
|
Jumlah Rigi
|
||
Arch
|
Loop
|
Whorl
|
|||
1
|
Puput
|
0
|
10
|
0
|
262
|
2
|
Nirawati
|
0
|
10
|
0
|
302
|
3
|
Hayati
|
0
|
10
|
0
|
258
|
4
|
Eta
|
0
|
10
|
0
|
260
|
5
|
Rahmad
|
0
|
10
|
0
|
297
|
6
|
Adelina
|
0
|
6
|
3
|
425
|
7
|
Agus
|
0
|
6
|
4
|
450
|
8
|
Devi
|
0
|
10
|
0
|
389
|
9
|
Dwi puji
|
0
|
3
|
7
|
432
|
10
|
Fretty
|
0
|
3
|
7
|
385
|
11
|
Difa
|
0
|
10
|
0
|
330
|
12
|
Rahma
|
0
|
10
|
0
|
284
|
13
|
Roma
|
1
|
9
|
0
|
327
|
14
|
Siti
|
0
|
4
|
6
|
321
|
15
|
Yuli
|
0
|
10
|
0
|
324
|
16
|
Zebulon
|
0
|
5
|
5
|
330
|
17
|
Buana
|
8
|
2
|
0
|
279
|
18
|
Putri
|
0
|
6
|
4
|
279
|
19
|
Heka
|
0
|
8
|
2
|
272
|
20
|
Nurhasanah
|
0
|
5
|
5
|
282
|
21
|
Fathimah
|
4
|
6
|
0
|
272
|
22
|
Jelly
|
0
|
9
|
1
|
276
|
23
|
Karya
|
0
|
6
|
4
|
275
|
24
|
Dahliana
|
0
|
6
|
4
|
300
|
25
|
Delly
|
0
|
6
|
4
|
291
|
26
|
Vika
|
0
|
10
|
0
|
287
|
Jumlah
|
13
|
190
|
56
|
Pembahasan :
Berdasarkan
data diatas, didapat bahwa hampir kesemua praktikan di kelas biologi nondik A
2012, memiliki pola loop pada kesemua jarinya.
Berdasarkan analisis dan literatur yang didapat, bahwa
pola loop banyak dijumpai pada populasi orang kulit putih dan hitam, sedangkan
pola whorl banyak dijumpai pada bangsa Mongoloid, populasi penduduk asli
Australia dan populasi Menalesia di Pasifik. Pola Arch sedikit ditemukan untuk
semua populasi bangsa, biasanya hanya pada bangsa Bushman (bangsa negroit yang
hidup di Afrika Selatan).
Jadi
jika dalam pengamatan kelompok lain yang menyatakan bahwa ada diperoleh 2 tipe
sidik jari pada seseorang, maka menurut saya ada kesalahan dalam praktikum.
Karena untuk populasi di Asia, kesemuanya memiliki pola Loop.
Untuk
jumlah sulur yang didapat diperoleh bahwa kesemua praktikan memiliki jumlah
sulur lebih dari 250 sulur – 450 sulur. Perbedaan jumlah sulur berdasarkan
pengamatan juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Jumlah sulur terbanyak adalah
450 sulur, yang didapat oleh praktikan atas nama Agus. Dan jumlah sulur
terkecil adalah 258 sulur, yang didapat oleh praktikan atas nama Hayati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Percobaan alel
ganda yang didapat untuk pengidentifikasian rambut pada jari memiliki gentotif
H5 dan fentotifnya yakni tidak ditemukannya rambut pada ke-4 jari
tangan, hanya pada 1 orang yang memiliki genotif H3 dengan fenotif
nya yakni ditemukannya rambut pada jari manis dan tengah.
2.
Percobaan gen ganda
yang didapat dalam pengidentifikasian golongan darah pada manusia memiliki
genotif IoIo dengan fenotifnya yakni bergolongan darah O,
Hal ini dipengaruhi dari parentalnya yang memiliki golongan darah A dan O
dengan genotifnya IAIo dan IoIo.
5.2 Saran
Sebaiknya
dalam pelaksanaan praktikum alel ganda terkhusus untuk pembahasan tentang sidik
jari. Karena dalam penentuan pola masih ada kesalahan sehingga diperlukan suatu
peralatan dalam pengidentifikasian jenis pola pada sidik jari dan dalam
perhitungan jumlah sulur pada jari tersebut.
Daftar Pustaka
Siburian, Jodlon, et al. 2010. Analisis Pola Sidik
Jari dan Jumlah Sulur serta Besar Sudut ATD Penderita Diabetes Melitus di Rumah
Sakit Umum Daerah Jambi. Jurnal Blospecles Vol 2 No : 2
Sinta, Hudia, et al, 2011. Identifikasi Tipe Pola
Sidik Jari untuk Implementasi Karakteristik Orang Berbasis Pengolahan Citra
Digital. Bandung : Fakultas Elektro dan Komunikasi
Tumanan, Okvian. 2011. Pengenalan Pola Sidik Jari
Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Pembelajaran Backpropagation.
Jurnal Aplikasi Fisika. Vol 7 No : 1
Komentar
Posting Komentar