PENGELOLAAN DAN PERILAKU BURUNG BELIBIS DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER

PROPOSAL PENELITIAN

PENGELOLAAN DAN PERILAKU BURUNG BELIBIS DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER




Diajukan untuk Tugas Metode Penelitian



Oleh :
Nama                         : Yuli Hardiyanti
NIM                           : 4122220013
Program Studi           : Biologi
Jurusan                       : Biologi







JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Mengingat bahwa setiap jenis hayati memiliki fungsi dalam melestarikan ekosistem yang ditempatinya, maka sudah seyogyanyalah bahwa setiap jenis hayati harus tetap dipertahankan keberadaan dan fungsinya. Namun demikian, di antara sedemikian banyak jenis hayati yang terdapat di bumi ini, beberapa kelompok di antaranya juka ada perubahan lingkungan pendukungnya akan menjadi rawan punah. Kelompok hayati rawan punah tersebut antara lain yang bersifat endemik, migrant, pemangsa puncak, megaherbivora dan berbiak dalam kelompok. Oleh karena itu jenis hayati yang termasuk dalam kelompok rawan punah perlu tetap memiliki habitat dengan luasan yang cukup dalam bentuk kawasan konservasi.
Indonesia telah ditetapkan sebagai negara megadiversity ke dua terbesar di dunia. Selanjutnya juga dikatakan pula bahwa di dunia tercatat ada 9.040 jenis burung, 1.531 jenis diantaranya terdapat di Indonesia dengan 397 jenis (26%) endemik. Namun untuk kawasan Sumatera timbul kebutuhan yang mendesak agar dilakukan studi jangka panjang mengenai akibat-akibat pada hidupan liar (termasuk burung) yang disebabkan oleh fragmentasi dan penebangan liar hutan dataran rendah. Walaupun selama 20 tahun terakhir, dalam hal penetapan prioritas aksi konservasi pada khususnya di Sumatera, terjadi pembalikan kecenderungan. Sebelumnya, relatif banyak spesies dataran rendah didaftarkan sebagai yang berisiko terancam punah.
            Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang terletak di Provinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu taman nasional perwakilan tipe ekosistem hutan pantai, dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2004 sebagai situs warisan dunia, Tropical Rainforest Heritage of Sumatera. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer pada tahun 1981 dan ASEAN Heritage Park pada tahun 1984.
            Kegiatan yang dilaksanakan untuk lembaga ini diantaranya tropical forest conservation action for Sumatera, yakni beriorientasi pada pengelolaan ekosistem prioritas di tingkat bentang alam. Dalam hal ini, kawasan Taman Nasional Gunung Leuser menjadi kawasan prioritas yang akan menjadi basis konservasi keanekaragaman hayati dalam skala bentang alam yang didukung oleh pengelolaan seluruh elemen sumber daya alam disekitarnya secara berkelanjutan. Kegiatan ini dapat meningkatkan populasi species kunci yang terancam punah dan terkendalinya populasi species yang bernilai komersial melalui kegiatan pemulihan dan penyelamatan populasi dan habitat jenis terancam punah dan pengaturan pemanfaatan jenis-jenis komersial.
            Keberhasilan program peyelamatan dan peningkatan burung di TFCA Sumatera dirasa belum dilakukan secara optimal karena ternyata populasi burung masih kurang. Burung belibis kembang merupakan salah satu jenis species diketahui jenisnya memiliki status konservasi dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Oleh karena itu diperlukan penelitian dengan kebutuhan yang mendesak agar dilakukan studi jangka panjang mengenai burung belibis yang bertujuan untuk meningkatkan biology assessment terhadap burung belibis yang berkaitan dengan perilaku, pemberian jenis pakan, kesehatan termasuk sanitasi kandang untuk mengembalikan kondisi burung melalui sistem penangkaran pada kandang sosialisasi dan kandang pre-release (habituasi), mengetahui perilaku burung belibis, pengelola dapat memantau kesehatan, perkembangbiakan, dan kemampuannya dalam beradaptasi dengan lingkungan.

1.2 Identifikasi Masalah
            Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan, identifikasi permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.         Rendahnya jumlah burung jenis belibis di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
b.        Tingginya tingkat penyalahgunaan beberapa jenis pohon yang menjadi habitat burung jenis belibis
c.         Belum ditemukan adanya pengelolaan terhadap burung belibis di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser

1.3 Batasan Masalah
            Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam maka penulis membatasi masalah menjadi ”Belum ditemukan adanya pengelolaan terhadap burung belibis di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser”

1.4 Rumusan Masalah
            Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
a.         Bagaimana perilaku keseharian beberapa jenis burung belibis di kawasan Taman Nasiona Gunung Leuser?
b.        Bagaimana pola adaptasi terhadap lingkungan beberapa jenis burung belibis di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser?

1.5 Tujuan
a.         Untuk mengetahui perilaku keseharian beberapa jenis burung belibis di kawasan Taman Nasiona Gunung Leuser.
b.        Untuk mengetahui pola adaptasi terhadap lingkungan beberapa jenis burung belibis di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

1.6 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
a.         Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang biologi serta terapannya.
b.        Sebagai sumber informasi mengenai pengelolaan jenis burung Belibis di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN GENETIKA ALEL DAN GEN GANDA

LAPORAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

LAPORAN OKULASI