LAPORAN PLASMA NUFTAH MANGGA DI KEBUN PERCOBAAN CUKURGONDANG DAN DI MADIUN

Laporan Etnobotani

PLASMA NUFTAH MANGGA DI KEBUN PERCOBAAN CUKURGONDANG DAN DI MADIUN

download.jpg


Oleh :
Nama               : Yuli Hardiyanti
Nim                  : 4122220013
Kelas                : Biologi Nondik A 2012



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Mangga (Mangifera indica) termasuk famili Anacardiaceae banyak dijumpai di daerah Asia Tenggara terutama di kepulauan Melanesia. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 4000 tahun silam. Mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan di Indonesia yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dalam rangka pengembangan hortikultura, Departemen Pertanian RI mengembangkan suatu proyek terpadu pada komoditi mangga di beberapa sentra tanaman mangga di Jawa Barat dan Jawa Timur, salah satunya di kota Madiun dan Pasuruan (Kebun Cukurgondang).
Kebun Percobaan Cukurgondang merupakan unit terendah dari Bahan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian, Departemen Pertanian yang sejak berdirinya pada tahun 1938 telah berfungsi sebagai kebun koleksi mangga dan merupakan kebun koleksi plasma nuftah mangga terlengkap di Asia Tenggara.Kebun Percobaan Cukurgondang memiliki luas 13,02 ha yang terbagi atas kebun 1 (seluas 11,87 ha) dan Kebun II (seluas 1,15 ha) berada di Desa Cukurgondang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, terletak pada 20 Km arah Timur kota Pasuruan.
           
1.2 Tujuan
1.      Mengetahui  varietas plasma nutfah mangga di Madiun dan sekitarnya ?
2.      Mengetahui varietas plasma nutfah mangga di Pasuruan Kebun Cukurgondang ?

1.3 Manfaat
1.      Menjadikan referensi pendukung peneliti lain dalam penelitian tentang plasma nuftah mangga.
2.      Menjadi bahan ajar bagi peserta didik untuk pemahaman keanekaragaman mangga di beberapa daerah.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangga (Mangifera Indica)
            Mangga (Mangifera indica) merupakan buah tropis musiman yang penting. Buah Mangga memiliki kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi. Namun demikian, tanaman mangga masih belum banyak diteliti. Mangga dapat diklasifikasikan dalam dua grup berdasarkan kemampuannya diproduksi oleh benih. Grup yang lebih besar terdiri atas mangga yang memiliki benih monoembrionik. Pada grup ini, bibit bervariasi dnan reproduksi konsisten kultivar-kultivar tertentu harus dilakukan dengan metode aseksual. Grup yang lain terdiri atas mangga yang memiliki benih poliembrionik. Bibitnya dapat dipropagasi dengan kemiripan yang sangat baik dengan tetuanya dan dapat diseleksi lebih lanjut terhadap bentuk untuk propagasi klonal. Sebagian besar kultivar komersial di Indonesia, Filipina, dan Thailand tergolong tipe poliembrionik, sedangkan yang ditanam di Malaysia dan Singapura adalah campuran kultivar poliembrionik dan monoembrionik. Kultivar komersial di Malaysia dan Singapura sebagian besar diintroduksi dari Indonesia, Thailand dan India.

2.2 Keanekaragaman Mangga
            Saat ini varietas mangga di Indonesia yang memenuhi kebutuhan pasar untuk Indonedia dalam negeri maupun ekspor adalah Arumanis 143 yang dilepas pada tahun 1984 dan mulai berkembang luas dengan ditandainya usaha skala perkebunan sekitar tahun 1990, sehingga pada lima tahun kemudian buah mangga Arumanis 143 mendominasi transaksi bisniks buah mangga Indonesia.
            Penyediaan varietas unggul mangga di Indonesia sampai saat ini diperoleh dari pelepasan hasil seleksi plasam nutfah atau hasil seleksi mangga lokal dan belum ada satupun variets unggul mangga yang dilepas berasal dari hasil perbaikan varietas atau persilangan. Sejak delapan tahun terakhir Balai penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok melakukan kegiatan pemuliaan dalam rangka perbaikan varietas Arumanis 143 agar kulit buahnya berwarna merah yaitu melalui persilangan antara Arumanis 143 dengan klon merah Cukurgondang.
            Hingga saat ini koleksi plasma nutfah mangga di KP. Cukurgondang berjumlah 208 varietas (298 klon/aksesi) dengan jumah tanaman 1.148 pohon. Pada tahun 2007 dan 2008 koleksi plasma nutfah mangga bertambah dengan ditananya 65 akssi mangga hasil persilangan Arumanis 143 dan Manalagi dengan klon merah Cukurgondang.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
            Penlitian ini dilakukan di kabupaten Madiun, Nganjuk, Kediri dan Tulunggangung Provinsi Jawa Timur, dan dilakukan pada musim mangga bulan November 2004 serta eksplorasi plasma nuftah di kebun Percobaan Cukurgondang kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.

3.2 Teknik Pengumpulan Data
            Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan mengamati kultivar mangga yang dibudidayakan penduduk, di kebun, pekarangan, dan tepi-tepi jalan. Selain itu dilakukan pengamatan kultivar mangga yang dijual dipasarpasar tradisional dan kultivar tersebut dianggap mempunyai nilai ekonomi. Pengamatan keanekaragaman kultivar dilihat dari bentuk morfologi dan warna buah. Untuk melengkapi data lapangan, dilakukan pula wawancara dengan penduduk dan instansi terkait. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara partisipatory method (Deptan, 2005). Di setiap kabupaten diambil 10 responden yang dianggap mewakili. Responden dipilih orang yang mempunyai kebun mangga minimal 20 pohon mangga, sehingga total populasinya kurang lebih 1000 pohon mangga.
            Pengumpulan data koleksi plasma nutfah di Kebun Percobaan Cukurgondang berjumlah 208 varietas dengan jumlah tanaman 1148 pohon yang berasal dari dalam dan hasil introduksi dari luar negeri.











BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Plasma Nuftah Mangga di Madiun dan Sekitarnya
Keanekaragaman jenis dan kultivar mangga
87.jpgDi Madiun dan sekitarnya kultivar mangga yang umum dijumpai adalah gadung baik di lapangan maupun yang dijual di pasar tradisional. Hal ini disebabkan kultivar tersebut merupakan kultivar yang dipilih untuk tanaman penghijauan, di samping rasanya enak dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Sebagai tanaman penghijauan, mangga gadung tidak hanya dibudidayakan di pekarangan dan kebun, tetapi juga dibudidayakan sebagai tanaman tepi jalan seperti di Kabupaten Madiun. Bibit tanaman penghijauan ini disediakan oleh Dinas Pertanian Rakyat (Diperta) setempat Di lokasi pengamatan dijumpai dua jenis mangga, yaitu Mangifera odorata Griff dan Mangifera indica L. Berdasarkan jumlah populasinya, M. indica lebih banyak dibudidayakan dari pada M. odorata. M. indica dapat dijumpai sebanyak 14 kultivar, yaitu: madu, kopyor, santog, gadung, golek, santog gunung, dodonilo, podang gunung podang, cempuro, podang sawahan, manalagi, apel dan pelem lanang, sedangkan M. odorata hanya dua kultivar, yaitu: pakel dan kelem. Secara keseluruhan terdapat 16 kultivar mangga, terdiri 21 nomor.
















88.jpg 















Pertanaman
Beberapa jenis dan kultivar mangga yaitu pakel, kelem, dodonilo, cempuro, madu, kopyor, santog gunung, dan pelem lanang mengalami erosi genetika sehingga tergolong langka. Penyebabnya antara lain sebagai berikut: (CITES, 1997; Puslitbang Biologi, 2001) (i) Bentuknya kurang menarik (cempuro, pelem lanang) dan kurang disukai, sehingga petani jarang membudidayakan, akibatnya, lama kelamaan kultivar tersebut menjadi langka. Kasus pada pelem lanang (Gambar 3), mangga ini berukuran jauh lebih kecil dibandingkan kultivar lainnya, daging buahnya tipis dan bijinya besar meskipun rasanya manis. (ii) Rasanya kurang enak (pakel, cempuro, dan kopyor). Mangga tersebut rasanya kurang manis dan asam sedangkan cempuro daging buahnya banyak mengandung serat. Mangga kopyor daging buahnya banyak mengandung air dan serat. Karena sifat-sifatnya demikian maka tidak dibudidayakan akhirnya menjadi langka. (iii) Kisaran persebarannya terbatas dan produksi per pohonnya rendah (mangga madu). Meskipun mempunyai potensi ekonomi tinggi (harga mahal), rasa manis seperti madu, dan daging buah bertekstur lembut mangga ini tergolong langka.
Secara umum, erosi genetika disebabkan oleh karena adanya pertambahan penduduk yang mendesak habitat pertanaman mangga misalnya daerah pertanaman mangga dikonversi menjadi pemukiman, pelebaran jalan, daerah industri, dan perkotaan Apabila hal ini berlangsung terus menerus maka populasi tanaman mangga menjadi semakin jarang (golek dan manalagi). (v) Kultivar baru yang merupakan mangga pendatang dari daerah lain, misalnya mangga apel dari Thailand. Mengingat tanaman pendatang yang baru masuk ke daerah tersebut dan belum dikenal secara luas maka populasinya masih rendah/sedikit.
89.jpg
 



























Di dunia perbuahan, gaung Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia, bahkan ada yang berpendapat bahwa buah nasional Indonesia kini terdesak oleh buah impor. Mangga, pisang, pepaya, semangka, dan melon adalah lima buah utama yang banyak dikonsumsi masyarakat namun kualitas produk dan manajemen pemasarannya masih kalah bersaing dengan Malaysia yang sudah mengekspornya ke Singapura, Jerman, Inggris, Belanda, dan Perancis. Kultivar mangga Indonesia yang telah di ekspor ke Eropa dan Singapura adalah mangga arumanis (Trubus, 1994). Pemasaran buah mangga dipengaruhi beberapa faktor antara lain karakteristik daerah/lokasi, sumber daya manusia, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan inovasi dalam bidang pertanian. Untuk kepentingan ekspor, penampilan buah yang prima sangat diperlukan. Hal ini sangat ditentukan oleh cara budidaya dan penanganan lepas panen (Anonim, 1988). Budidaya mangga umumnya dilakukan di halaman rumah/kantor, pekarangan, tepi jalan, ladang, sawah, dan lereng-lereng gunung. Penanaman mangga di sawah biasanya dipersiapkan untuk perkebunan mangga. Persiapan lahan umumnya dilakukan dengan membuat lubang tanam berukuran 60x60x60 cm3. Sebagai pupuk dasar, pada lubang tanam tersebut diberi pupuk kandang (kotoran sapi) yang sudah menangas sebanyak 10 kg. Untuk pemeliharaan tanaman, pada umur dua tahun diberikan pupuk susulan dengan pupuk anorgaik (NPK) sebanyak 200 g per pohon. Pada umur tiga tahun diberikan pupuk susulan NPK sebanyak 300 g. Dengan cara ini pohon mangga dapat berbuah pada umur 4,5 tahun. Bersamaan dengan pemupukan dilakukan penggemburan tanah di sekitar tanaman. Pemeliharaan tanaman disesuaikan dengan kondisi lahan setempat, sehingga pemeliharaan tanaman mangga di Madiun berbeda dengan daerah lain, misalnya Indramayu (Anonim, 2001). Untuk kepentingan penghijauan, bibit mangga berasal dari okulasi yang diperoleh dari Kebun Bibit Hortikultura Madiun yaitu mangga gadung. Dengan cara ini produksi buah per pohon dapat mencapai 300-400 buah selama musim buah. Untuk menginventarisasi dan menyelamantkan spesies, kultivar buah unggul Indonesia, pada tahun 1991dan 1994 dilakukan Lomba Buah Unggul Nasional yang diselenggarakan oleh majalah Trubus. Lomba ini diikuti oleh hampir seluruh propinsi di Indonesia, pesertanya adalah petani, pengusaha,hobiis dan Dinas Pertanian. Pada lomba tahun 1994 pemenangnya adalah mangga arumanis dari Ngawi dan Madiun, mangga manalagi dari Situbondo dan Demak. Kegiatan semacam ini akan memicu gairah masyarakat/petani untuk bertanam buah-buahan lokal yang produktif, selain itu dari segi konservasi plasma nutfah merupakan pelestarian lekat lahan.
Pemasaran
Harga buah mangga pada dasarnya berfluktuasi sesuai ketersediaannya di pasaran. Pada puncak musim panen produksi kultivar yang umum dibudidayakan sangat melimpah, misalnya mangga podang, sehingga harganya merosot seperti di Pasar Banyakan, Kediri, harganya hanya Rp 1200,00 per kilogram. Pada awal musim buah, karena buah masih jarang dijumpai, harganya Rp 4000,00 per kilogram, dan pada akhir musim buah karena sediaan buah tinggal sedikit harganya juga lebih mahal naik Rp 3500,00 per kilogram, sehingga harga rata-rata dalam setahun sekitar Rp. 2900,00 per kilogram. Harga buah yang relatif murah ini lama kelamaan akan menyebabkan minat petani untuk membudidayakan mangga secara intensif menurun, sehingga menurun pula populasi tanaman mangga di lapangan. Kondisi ini akan menyebabkan erosi genetika pada saatnya nanti
Pemasaran buah mangga dilakukan dengan berbagai cara, terutama sistem ijon. Pada sistem ini tanaman mangga yang belum dipanen (buah masih belum matang) dijual ke tengkulak, misalnya satu pohon mangga podang dapat dihargai sekitar Rp 100.000,00-200.000,00, tergantung kelebatan buah di pohon. Selain itu buah mangga dijual pula di tepi-tepi jalan/kios buah terutama di daerah wisata dengan harga jual yang relatif lebih mahal daripada harga pasar. Penjualan buah dilakukan juga di pasar-pasar tradisional, harga di sini relatif lebih murah dibandingkan di tempat lain. Dalam partai besar, mangga dijual di pasar khusus buah, misalnya Pasar Banyakan, Kediri. Pengembangan pasar domestik mangga seperti di pasar ini perlu dilakukan mengingat akan segera diberlakukannya pasar bebas dunia oleh World Trade Organization, termasuk ASEAN Free Trade Area (AFTA), dimana pasar domestik bebas dimasuki barang-barang impor. Hal ini merupakan resiko akibat banyaknya produk yang sama dari produsen-produsen di luar negeri. Sukar bagi Indonesia untuk membendung barang impor karena telah sepakat dan setuju menandatangani Perjanjian Bebas Dunia (WTO) sejak 1995. Sejak tahun 2000 telah dilakukan penentuan tarif bagi beberapa komoditas. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk memperkuat produksi lokal dengan cara meningkatkan mutu dan menjual dengan harga murah. Selama ini barang lokal seringkali lebih mahal daripada produk impor (KADIN, 2002), misalnya mangga apel dari Thailand yang telah masuk di pasar Madiun dan sekitarnya.
Di pasar kawasan penelitian, buah mangga dijual dengan satuan kuintal dan dikemas dalam keranjang – keranjang buah yang terbuat dari bambu. Pengepakan buah perlu mendapat perhatian, karena pengepakan yang kurang baik akan mempercepat proses pembusukan. Kerusakan akibat pengepakan yang kurang baik dapat mencapai 25% (Broto dan Sabari, 1989). Penjualan dalam partai besar, pada umumnya untuk dipasarkan ke luar daerah misalnya ke Surabaya, Tulungagung, Surakarta dan lain-lain. Mangga kelas I dengan ciri-ciri tidak cacat, ukuran besar dan seragam, serta rasanya enak dipasarkan di swalayan dengan harga yang relatif lebih tinggi (Anonim, 2001).

Penanganan pasca panen
Sampai saat ini penanganan pasca panen buah mangga di Madiun dan sekitarnya belum dikembangkan secara intensif. Pada umumnya buah mangga dijual sebagai buah segar baik yang sudah maupun belum matang. Pada umumnya petani memanen atau menjual mangga ketika buahnya sudah cukup tua (kematangan 60%), sedangkan kegiatan pemasakan (pemeraman atau pengkarbitan) dilakukan oleh para pedagang. Akibatnya mutu produk masih beragam, tampilan fisik belum menarik, dan keragaman varietas (Supriatna, 2005). Penjualan buah yang belum matang biasanya untuk keperluan rujak. Mangga muda juga dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering (Anonim, 2001)
Penanganan pasca panen buah mangga selama ini masih dilakukan tanpa sentuhan teknologi pengolahan pasca panen yang cukup berarti. Hal ini memberi peluang usaha yang cukup luas dalam pengolahan pasca panen serta pengembangan hortikultura komoditas mangga di Jawa Timur, misalnya industri sirup, selai, dan lain-lain; terlebih propinsi ini merupakan salah satu daerah sebaran mangga dan sentra produksi buah mangga di tanah air. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan teknologi tepat guna untuk meningkatkan keterampilan petani yang didukung oleh pemerintah daerah.
Daging buah mangga muda mengandung asam, vitamin C dan Ca yang berbeda-beda kadarnya pada setiap kultivar (Yuniarti dan Suhardi, 1989). Sedangkan daging buah mangga yang telah matang pada 100 gr bahan mengandung kalsium 9 mg, fosfor 3 mg, besi 0,2 mg, retinol 1900, thiamin 0,06 mg, dan asam askorbat 41 mg (Lakitan, 1995). Di Thailand, pengawetan buah mangga dalam kaleng, sari buah mangga dan manisan mangga telah dilakukan dan merupakan industri besar dengan produk yang diekspor ke luar negeri. Hal ini sangat bermanfaat untuk memperoleh buah mangga di luar musim (Amiarsi dkk., 1989) serta sangat diperlukan mengingat pada musim buah mangga, produksi buah melimpah hingga busuk tanpa dimanfaatkan. Beberapa industri buah mangga yang telah dikembangkan di Indonesia antara lain sirup, manisan dan jus dalam kemasan sachet. Untuk membantu usaha dalam skala kecil dan menengah serta memajukan keterampilan petani perlu adanya kerjasama dengan pihak lain seperti Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi, seperti program IPTEKDA dimana petani dapat mengadopsi teknologi pasca panen yang lebih bernilai tambah.

4.2 Plasma Nutfah Mangga di Cukurgondang, Pasuruan Jawa Timur
a. Varietas (Klon) yang dilepas
            Dari hasil selesksi terhadap koleksi plasmanuftah KP. Cukurgondang telah dilepas sebanyak 10 klon sebagai varietas unggul baru yaitu : Golek 31, Manalagi 69, dan Arumanis 143, yang dilepas pada tahun 1984.

b. Klon-klon yang akan segera dilepas
            Terdiri dari mangga buah meja dengan citarasa unik dan kulit buah warna merah serta batang bawah yang dapat mempengaruhi produktivitas batang atas antara lain :
1.      Rasa manis dengan aroma durian, produksi tinggi : Duren
2.      Citarasa manis segar, warna kulit merah, produksi tinggi : Haden, Khirsapati maldah, Li’ar dan Paw-paw.
3.      Sebagai batang bawah yang dapat meningkatkan rasa manis buah

c. Klon Prospektif
            Dari hasil pengamatan visual dan organoleptik, terdapat beberapa karakter yang mempunyai prospek komersial yaitu :
o   Sebagai Bahan Baku Rujak Manis
Klon ini mempunyai keistimewaan cita rasa yang enak ketika belum masak yaitu renyah, tidak terlalu masam, aroma wangi. Keistimwaan ini dimiliki oleh klon-klon : Bahdarkandi, Dilphasan dan Himan Phasand
o   Sebagai Batang Bawah untuk Lahan Rawa
Yaitu “Mangifera gedebi” merupakan klon yang mampu berkembang di lahan-lahan rawa (di Kalimantan Selatan). Klon ini berpotensi sebagai batang bawah untuk pengembangan mangga di lahan rawa.

Gambar Klon Mangga yang telah dan akan dilepas serta klon prospektif adalah sebagai berikut :

90.jpg
91.jpg
 

























92.jpg
93.jpg
94.jpg
95.jpg
 






















































BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Di Madiun dan sekitarnya, terdapat dua jenis mangga (16 kultivar), yaitu M. indica (14 kultivar) dan M. odorata (2 kultivar). Sifat baik maupun kurang baik yang terdapat pada
mangga perlu dilestarikan untuk keperluan perakitan/pemuliaan tanaman. Tanaman mangga dibudidayakan di kebun, pekarangan, dan tepi-tepi jalan. Erosi genetika pada tanaman mangga telah terjadi sehingga menyebabkan beberapa kultivar mulai jarang dijumpai bahkan telah menjadi langka. Dalam upaya mengatasi erosi genetika dan menambah pendapatan petani telah digalakkan penghijauan dengan menggunakan tanaman mangga (mangga gadung). Permasalahan lain yang perlu diatasi adalah pemasaran dan penanganan pasca panen buah. Untuk mengatasi harga buah yang murah pada saat musim panen perlu dijajagi pemasaran ke luar daerah dengan memperbaiki teknik pengemasan buah. Untuk mangatasi panen yang berlimpah, perlu adanya introduksi teknologi tepat guna pengolahan pasca panen misalnya industri sirup, selai, dan lain-lain.
            Di Pasuruan dan sekitarnya terdapat 208 varietas dengan jumlah tanaman sebanyak 1.148 pohon yang berasal dari dalam negeri dan hasil introduks dari luar negeri. Plasmanuftah mangga di KP. Cukurgondang telah dilepas sebanyak 10 klon sebagai varietas unggul baru yaitu : Golek 31, Manalagi 69, dan Arumanis 143, yang dilepas pada tahun 1984. Dan terus bertambah di tahun 2002, 2007 dan 2008 dengan ditanamnya 65 mangga hasil persilangan antara mangga Arumanis dan Manaalagi.












DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitan dan Pengmbangan Pertanian. 2008. Mengenal Plasmanutfah Mangga di Kebun Percobaan Cukurgondang (Pasuruan-Jawa Timur). Pasuruan : Jawa Timur
Karsinah. 2003. Pewarisan Warna Merah Buah Mangga Klon Cukurgondang pada Arumanis 143. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok. 15 Hlm.
Sumiasri, Nurul. 2006. Variasi Jenis dan Kultivar Mangga di Madiun dan Sekitarnya ; Pengembangan dan Permasalahannya. Jurnal Biodeiversitas. Vol 7 No : 1 Halaman 39 – 43


Komentar





  1. 365SBOBET Situs Agen Sbobet, Agen Bola Terpercaya di Indonesia

    365sbobet adalah Agen SBOBET Terpercaya Indonesia, Situs Agen Bola Resmi Online Casino Terbaik Official Partner kami adalah Barcelona dan Liverpool.

    365Sbobet
    Agen Sbobet
    Agen Sbobet Online
    Agen Sbobet Terpercaya
    Agen Sbobet Indonesia
    Agen Sbobet Asia
    Agen Sbobet Resmi
    Agen Sbobet Mobile
    Daftar Agen Sbobet
    Situs Agen Sbobet
    Website Agen Sbobet
    Link ALternatif Agen Sbobet
    Bonus Agen Sbobet
    Sbobet
    Sbobet Online
    Sbobet Terpercaya
    Sbobet Indonesia
    Sbobet Asia
    Sbobet Resmi
    Sbobet Mobile
    Daftar Sbobet
    Situs Sbobet
    Website Sbobet
    Link ALternatif Sbobet
    Bonus SbobetAgen Bola
    Agen Bola Online
    Agen Bola Terpercaya
    Agen Bola Indonesia
    Agen Bola Asia,
    Agen Bola Resmi
    Agen Bola Mobile
    Daftar Agen Bola
    Situs Agen Bola
    Website Agen Bola
    Link ALternatif Agen Bola
    Bonus Agen Bola
    Agen Slot
    Main Slot
    Situs Sbobet
    Situs Slot
    Slot
    Slot Online
    Slot Terbaik
    Website Slot

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN GENETIKA ALEL DAN GEN GANDA

LAPORAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

LAPORAN OKULASI