LAPORAN GENETIKA KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

Laporan Praktikum Genetika
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP


Disusun Oleh :

Nama             : Yuli Hardiyanti
NIM               : 4122220013
Kelas              : Biologi Nondik A 2012








FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Praktikum Genetika merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa yang berada di semester V, dengan beban sks sebanyak 1. Jadi adapun bentuk aplikatif yang saya lakukan untuk menjalankan perkuliahan di mata kuliah ini adalah mengikuti praktikum dengan judul bab “Keanekekaragaman Makhluk Hidup” guna memenuhi sks yang telah diambil untuk mata kuliah praktikum genetika.
            Makhluk hidup yang terdiri atas tumbuhan, hewan dan manusia memiliki perbedaan antara satu organisme dengan organisme lain pada species yang sama, hal inilah yang kita sebut dengan keanekaragaman. Adanya keanekaragaman makhluk hidup ini disebabkan karena adanya faktor genetic berupa proses mutasi, dan rekombinasi DNA, maka untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana adanya keanekaragaman tumbuhan, hewan dan manusia secara nyata di alam, jadi kami menjadikan hasil laporan pengamatan ini sebagai modal awal untuk melakukan riset mini dalam ruang lingkup keanekaragaman.

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah :
1.      Untuk menyelesaikan sks yang telah diambil untuk mata kuliah praktikum Genetika di semester V.
2.      Untuk mengetahui adanya variasi (keanekaragaman) genetika dalam suatu species tumbuhan, hewan dan manusia.
3.       

1.3 Manfaat
1.      Mahasiswa mampu menjadikan mata kuliah praktikum genetika sebagai modal awal untuk pengembangan bakat penelitian.
2.      Mahasiswa mampu menyelesaikan sks praktikum genetika dengan nilai baik.
3.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya variasi pada species makhluk hidup tersebut


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiversitas / Keanekaragaman
            Sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang di suatu lingkungan tertentu, inilah yang disebut dengan keanekaragaman.  Keanekaragaman meliputi keanekaragaman gen, jenis. Keanekaragaman jenis ditentukan dari kemampuannya untuk dapat saling kawin secara bebas. Individu sejenis dapat melakukan perkawinan untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Sifat seperti itu tidak terjadi pada individu yang berbeda jenis. Dan untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, dengan mengamati cirri-ciri fisiknya. Sedangkan keanekaragaman gen dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina, yang mana dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam suatu jenis.
            Keanekaragaman Genetika dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotida penyusun DNA, perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi fenotipe suatu organisme yang dapat dipantau dengan mata telanjang atau mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan tertentu. Secara umum keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi atau migrasi gen dari satu tempat ke tempat lain (Dwi Suriyatno. 2003)

2.2 Variasi Ikan
            Terdapat 6 komoditas unggulan ikan air tawar salah satunya adalah ikan Nila (Oreochromis sp), pada tahun 1696 ikan nila pertama kali di introduksi dari Taiwan, selanjutnya ikan nila hitam didatangkan dari Thailand tahun 1994, dan ikan nila merag didatangkan dari Thailand tahun 1989. Perkembangan budidaya ikan nila yang pesat ini tidak diimbangi dengan perbaikan kualitas genetik. Sebagian produk yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan kualitas genetik yang ditandai dengan sifat-sifat seperti pertumbuhan yang lambat, tingkat kematian tinggi, dan matang kelamin usia dini.
            Upaya yang dilkukan untuk perbaikan kualitas genetic pada ikan nila adalah melalui program seleksi induk dari persilangan. Persilangan dilakukan untuk mencegah terjadinya kemunduran genetik yang biasa terjadi akibat pindah silang. Persilangan merupakan salah saru kegiatan pemuliaan, dasar dari pemuliaan adalah harus mengetahui tingkat keragaman genetic dan potensi keragaman genetik (Erma et al. 2010).
            Variasi genetik ikan menggambarkan adanya keragaman dalam satu species, adanya keragaman terlihat dari karakteristik ikan, baik dari dalam (genotype) maupun dari luar (fenotipe). Bila dilihat secara genotype, variasi genetic yang terdapat pada ikan hasil persilangan memiliki variasi yang berbeda-beda. Untuk melihat variasi genetic tersebut dan mengetahui kekerabatan antara satu individu dengan individu lainnya, maka dilakukan dengan pendekatan molekuler (Erma et al. 2010).

2.3 Variasi Tumbuhan
            Bunga Krisan merupakan salah satu jenis bunga potong yang popular dan banyak diminati oleh konsumen karena bentuk dan warnanya yang menarik serta ukuran yang bervariasi. Sama halnya bagian tanaman hidup lainnya, bunga potong krisan memerlukan air dan nutrisi untuk mempertahankan kesegarannya. Setelah bunga dipotong dari induk tanaman akan terhenti proses alamiah berupa pengangkutan air dan zat makanan dari akar, dan untuk kelangsungan hidupnya mengandalkan cadangan air dan nutrisi yang ada. Maka untuk itu diperlukan larutan penyegar yang dapat memperpanjang masa simpan bunga potong. Larutan ini mengandung karbohidrat yang dikombinasikan degan germisida dan asam sitrat (Desi, et al. 2012).
            Krisan merupakan tanaman yang mudah penanamannya, perbanyakan dengan stek batang atau anakan akan menghasilkan bunga dalam waktu tiga bulan saja. Mengingat hal tersebut maka tanaman ini membutuhkan perhatian yang besar dalam hal budidayanya. (Nurhalisyah. 2007).      Beberapa variasi species dari bunga krisan adalah Chrysanthemum morifolium var reagen pink, Chrysanthemum morifolium var puma purple, Chrysanthemum morifolium var evergreen, Chrysanthemum morifolium var boris becker, Chrysanthemum morifolium var stroika, Chrysanthemum morifolium var tiger, Chrysanthemum morifolium var remix purple, Chrysanthemum morifolium var jaguar red dengan memperlihtkan adanya perbedaan morfologi bunga krisan tersebut (Anika, et al. 2013)
            Bunga kertas (Zinnia sp) merupakan salah satu bunga hias alternatif untuk dikembangkan di Indonesia, yang mana dapat dilakukan dengan kultur jaringan yakni penambahan  zat pengatur tumbuh. Keragaman yang berhubungan dengan kultur jaringan (keragaman somaklonal) telah menyediakan suatu sumber variasi dimana tekanan seleksi dapat menghasilkan bentuk-bentuk unik pada suatu klon tanaman seperti pada bunga kertas. Penentuan tipe variasi yang terjadi dapat dilihat dari keragaman pada kromosom atau DNA tanaman.
            Bunga tasbih pada family cannaceae dengan nama lain bunga pisang-pisangan, yakni bunga yang berwarna merah kekuningan, dengan daun bunga seperti daun pisang pada umumnya. Banyak terdapat jenis varietas pada bungan canna indica yang dapat dimanfaatan sebagai tananaman hias. Hubungan kekerabatan antar varietas pada canna indica menggunakan pendekatan molekuler untuk menganalisis hubungan kekerabatan antar species dalam family cannaceae. Pendekatan mengenai tanaman canna melalui pendekatan karakter moerfologi masih jarang dilakukan. Dan mengenai hubungan fenetik antar organisme melalui pendekatan morfologi juga dibutuhkan, sebab karakter morfologi mudah dilihat sehingga dapat lebih cepat dan mudah dalam memperoleh data dalam pengelompokkan atau hubungan kekerabatan suatu organisme (Sumaryanti. 2012)
            Pada Cannaceae, memiliki daun yang berwarna hijau muda (tanpa corak) yakni merupakan Canna warsewiczii, dan didapat daun yang bercorak kombinasi antara daun hijau gelap dengan merah keunguan dan tepi daun berwarna merah keuanguan yakni bertipe dari species Canna indica.

2.4 Variasi Manusia
            Perubahan bahan genetic atau mutasi merupakan peristiwa yang berlangsung sepanjang sejarah kehidupan dan merupakan penentu keragaman hayati yang ada di Bumi. Warna kulit manusia dari yang hitam legam sampai yang albino merupakan refleksi dari variasi bahan genetic pembentuk pigmen. Pada orang yang hitam legam dosis gen untuk pembentukan melanin jauh lebih banyak dari pada orang yang berkuli terang.
            Manusia cenderung memberikan label khusus untuk varian ekstream manusia yang berada di luar kurva “normal”. Dari sudut genetik buta warna atau tidak buta warna itu hanyalah variasi sekuen DNA yang sifatnya netral, tidak ada yang lebih superior atau inferior. Variasi genetic yang bersifat sangat letal pada umunya menghasilkan individu yang mati premature atau berumur pendek, sedangkan seluruh varian yang terlahirkan ke dunia secara kolektif merupakan “pools of genetic diversity” yang merupakan bentuk toleransi di taraf molekuler untuk saling mengisi dan mencintai dalam menghadapi seleksi alam. Dengan demikian, istilah mutan yang esensinya hanya variasi genetic, mendapat arti negative karena digunakan untuk mengelompokkan varian atau individu yang tidak seperti pada umumnya dan mendapat label “abnormal”. 
            Di pihak lain, melalui transaksi bahan genetik manusia juga telah menambah kekataan keanekaragaman manusia, sebagai makhluk social semua manusia mempunyai bahan genetic penyandi karakter untuk sesame (gen cinta) dengan berbagai variannya. Variasi gen sejenis (variasi alel) tersebut dapat coexist secara damai di taraf molekuler untuk merespons berbagai seleksi alam yang akan sangat menentukan eksistensi manusia (Antonius Suwanto. 2006)




















BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
            Adapun untuk pelaksanaan untuk keanekaragaman tumbuhan dan hewan dilaksanakan pada tanggal, 11 September 2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Negeri Medan. Dan percobaan dilanjutkan untuk mengamati keanekaragaman manusia yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Negeri.

3.2 Alat dan Bahan
Keanekaragaman Tumbuhah dan Hewan
No
Nama Alat
Jumlah
1
Penggaris
1 Buah
2
Alat Tulis
1 Set
           
No
Nama Bahan
Jumlah
1
Bunga Asteraceae
5 Species
2
Bunga Bougenville
5 Species
3
Bunga Canna
5 Species
4
Oreochromis sp
2 Species
5
Tilapia mossambica
1 Species
6
Cyprinus carpio
2 Species

Keanekaragaman Manusia
No
Nama Alat
Jumlah
1
Karton
4 Lembar
2
Alat Tulis
1 Set
3
Penggaris
1 Buah

No
Nama Bahan
Jumlah
1
Difa Diniandra
1 Orang
2
Rahma Nur Aliyah
1 Orang
3
Roma Duma
1 Orang
4
Siti Hardiyanti
1 Orang
5
Yuli Hardiyanti
1 Orang
6
Zebulon Naftalip Situmeang
1 Orang

3.2 Prosedur Kerja
o   Bunga Asteraceae
1.      Menyiapkan 5 species dari bunga Asteraceae
2.      Mengamati warna bunga, warna daun dan warna tangkai daun.
3.      Mengukur ukuran daun berupa panjang dan lebar daun.
4.       Menghitung jumlah kelopak dan jumlah pita.
5.      Menghitung jumlah benangsari dan putik.

o   Bunga Canna
1.      Menyiapkan 5 species dari bunga canna (bunga tasbih).
2.      Mengamati warna bunga, warna daun dan warna tangkai daun.
3.      Menghitung jumlah pelepah dan jumlah mahkota.
4.      Menghitung putik dan benangsari.

o   Bunga Bougenville
1.      Menyiapkan 5 species dari bunga bougenville.
2.      Mengamati warna bunga, warna daun, dan warna tangkai daun.
3.      Menghitung jumlah kelopak, dan jumlah mahkota.
4.      Mengukur ukuran daun berupa panjang dan lebar daun.
5.      Menghitung jumlah benangsari dan putik.

o   Oreochromis sp
1.      Menyiapkan 5 species ikan Nila
2.      Mengamati warna seluruhnya dan warna sisik dari ikan Nila.
3.      Menghitung panjang dan lebar ikan Nila.
4.      Mengukur panjang dan tinggi sirip ikan Nila.
5.      Mengukur panjang sisik, lebar sisik dan tinggi sisik ikan Nila.
6.      Menggambarkan bentuk sisik ikan Nila.


o   Manusia
1.      Menanyakan jenis golongan darah, A, B, O dan AB.
2.      Mengamati warna kulit, berwarna hitam atau coklat.
3.      Mengamati ibu jari tangan, berbentuk bengkok atau tidak bengkok.
4.      Mengamati bentuk rambut, bertipe keriting, lurus atau ikal.
5.      Mengamati bentuk telinga, bertipe gantung atau tidak gantung.
6.      Mengamati tapak kaki, bertipe leper atau datar.
7.      Mengamati bulu mata, bertipe lentik atau tidak lentik.
8.      Mengamati lidah, berbentuk melengkung atau tidak melengkung.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
            Keanekaragaman Tumbuhan
Bunga Aster
Parameter
KMM
KV
KP
KU
KL
Warna Bunga
Merah Muda
Violet
Putih
Ungu
Lembayung
Warna Daun
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Jumlah Putik
1
1
1
1
1
Jumlah Benang Sari
5
5
5
5
5
Jumlah Pita
130
200
169
260
121
Warna Tangkai Daun
Hijau Kecoklatan
Hijau Kecoklatan
Hijau Muda
Coklat
Hijau Muda
Ukuran Daun
p = 5 cm
p = 10,1 cm
p = 10,8 cm
p = 4,13 cm
p =5,5 cm
l = 1,1 cm
l =1,11 cm
l = 1,1 cm
l = 1,43 cm
l = 1,3 cm
Jumlah Kelopak
19,6
25
30
20
31,03

Keterangan :
KMM              = Krisan Merah Muda
KV                  = Krisan Violet
KP                   = Krisan Putih
KU                  = Krisan Ungu
KL                   = Krisan Lembayung


KMM (%)
KV (%)
KP (%)
KU (%)
KL (%)
Warna Bunga
20
20
20
20
20
Warna Daun
100
100
100
100
100
Warna Tangkai
40
40
40
20
40
Jumlah Kelopak
15,6
19,89
23,87
15,91
24,69
Jumlah Putik
20
20
20
20
20
Jumlah Benangsari
20
20
20
20
20
Jumlah Pita
14,77
22,72
19,20
29,54
13,75
Luas Daun
20
20
20
20
20


Bunga Bougenville
Parameter
BN
BU
BO
BP
BM
Warna Bunga
Nila
Ungu
Orange
Putih
Merah
Warna Daun
Hijau Kuning
Hijau Kuning
Hijau
Hijau Putih
Hijau
Jumlah Putik
3
3
3
3
3
Jumlah Benang Sari
24
6
21
6
21
Jumlah Kelopak
3
3
3
3
3
Warna Tangkai Daun
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Ukuran Daun
p = 4,6 cm
p = 4 cm
p = 5 cm
p = 4 cm
p = 4,6 cm
l = 4,3 cm
l = 2,6 cm
l = 3,6 cm
l = 3,3 cm
l = 4,3 cm
Jumlah Mahkota
15
15
15
15
15

Keterangan :
BN                  = Bougenville Nila
BU                  = Bougenville Ungu
BO                  = Bougenville Orange
BP                   = Bougenville Putih
BM                  = Bougenville Merah


BN (%)
BU (%)
BO (%)
BP (%)
BM (%)
Warna Bunga
20
20
20
20
20
Warna Daun
40
40
40
20
40
Warna Tangkai
100
100
100
100
100
Jumlah Kelopak
100
100
100
100
100
Jumlah Putik
100
100
100
100
100
Jumlah Benangsari
30,1
7,7
27
7,7
27
Jumlah Mahkota
100
100
100
100
100
Luas Daun
19,78
10,4
18
13,2
19,78


Bunga Tasbih (Canna)
Parameter
CH
CC
CK
CM
CO
Warna Bunga
Orange Hijau Kekuningan
Coklat
Kuning Orange
Merah
Orange
Warna Daun
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Jumlah Putik
1
1
1
0
1
Jumlah Benang Sari
5
1
5
0
5
Jumlah Pelepah
24
10
5
4
30
Warna Tangkai Daun
Merah Maron
Hijau Tua
Hijau
Muda
Merah Maron
Kuning
Jumlah Mahkota
5
1
5
0
5

Keterangan :
CH                  = Bunga Canna Hijau
CC                   = Bunga Canna Coklat
CK                  = Bunga Canna Kuning
CM                  = Bunga Canna Merah
CO                  = Bunga Canna Orange


CH (%)
CC (%)
CK (%)
CM (%)
CO (%)
Warna Bunga
20
20
20
20
20
Warna Daun
100
100
100
100
100
Warna Tangkai
40
20
20
40
20
Jumlah Kelopak
100
100
100
100
100
Jumlah Putik
100
100
100
100
100
Jumlah Benangsari
60
20
60
20
60
Jumlah Mahkota
60
20
60
20
60
Jumlah Pelepah
20
20
20
20
20

Keanekaragaman Hewan
Ikan Nila
Parameter
NM
NH
ZH
MM
MH
Warna Seluruh
Putih Merah
Hitam Putih
Hitam Keputihan
Kuning Keputihan
Hitam Keputihan
Warna Sisik
Putih
Putih Hitam
Putih
Hitam
Putih Kuning
Putih Hitam
Panjang Sisik
0,3 cm
0,4 cm
1 cm
1,2 cm
1,3 cm
Lebar Sisik
0,2 cm
0,3 cm
0,7 cm
1,1 cm
1,2 cm
Panjang Ikan
10,5 cm
12,5 cm
24 cm
22 cm
23 cm
Lebar Ikan
3 cm
4 cm
9 cm
7 cm
8 cm
Tinggi Sirip
1,5 cm
2,5 cm
4 cm
2,5
2 cm
Panjang Sirip
4,1 cm
5,5 cm
1,3 cm
8 cm
8 cm

Keterangan :
NM      = Nila Merah
NH      = Nila Hitam
ZH       = Mujair Hitam
MM     = Mas Merah
MH      = Mas Hitam


NM (%)
NH (%)
ZH (%)
MM (%)
MH (%)
Warna Sisik
20
60
60
20
60
Panjang Sisik
20
20
20
20
20
Lebar Sisik
20
20
20
20
20
Panjang Ikan
20
20
20
20
20
Lebar Ikan
20
20
20
20
20
Tinggi Sirip
20
20
20
20
20
Panjang Sirip
20
20
20
20
20

Keanekaragaman Manusia
Parameter Praktikan
Difa
Yuli
Siti
Rahma
Duma
Zebulon
Jenis Kelamin (P/L)
P
P
P
P
P
L
Lidah (M/TM)
TM
TM
TM
TM
TM
TM
Ibu Jari Tangan (B/TB)
TB
TB
TB
TB
TB
TB
Telinga (G/TG)
G
TG
G
G
TG
TG
Tapak Kaki (L/D)
L
L
L
L
L
L
Bulu Mata (TL/LK)
TL
LK
LK
TL
LK
TL
Warna Rambut (H/C)
H
H
H
H
H
H
Golongan Darah (A/B/O/AB)
B
O
AB
O
O
O
Bentuk Rambut (K/L/I)
I
I
L
I
L
K

Keterangan :
P          = Perempuan                                       TL       = Tidak Lentik
L          = Laki-laki                                           LK       = Lentik
M         = Melengkung                                     H         = Hitam
TM      = Tidak Melengkung                           C         = Coklat
B         = Bengkok                                          K         = Keriting
TB       = Tidak Bengkok                                L          = Lurus
G         = Gantung                                           I           = Ikal
TG       = Tidak Gantung                    
L          = Leper
D         = Datar


Difa (%)
Siti (%)
Yuli (%)
Rahma(%)
Roma (%)
Zebulon (%)
Jenis Kelamin
83,3
83,3
83,3
83,3
83,3
16,67
Gol. Darah
16,67
16,67
66,67
66,67
66,67
66,67
Jenis Telinga
100
100
100
100
100
100
Jenis Kaki
50
50
50
50
50
50
Jenis Rambut
100
100
100
100
100
100
Jenis Ibu Jari
100
100
100
100
100
100
Jenis Bulu Mata
50
50
50
50
50
50
Jenis Lidah
100
100
100
100
100
100


4.2 PEMBAHASAN
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN
·      ASTERACEAE
            Berdasarkan analisis data diatas, didapat bahwa seluruh daun dari family asteraceae memiliki warna hijau, hal ini didukung teori bahwa ada secara anatomi didapat adanya kandungan klorofil pada seluruh daun asteraceae, yang mana pigmen inilah yang menjadikan warna hijau dan menjadi modal awal untuk dapat berfotosintesis, sehingga mampu menangkap cahaya matahari.
            Bunga asteraceae atau yang memiliki nama Indonesia adalah bunga krisan, memiliki jumlah putik dan benangsari yang sama untuk seluruh species untuk family asteraceae, yakni putik 1 dan benangsari 5. Hal ini didapat untuk semua asteraceae karena kemampuan tumbuhan ini bereproduksi relatif tinggi, dimana kemampuan nya untuk berbunga memiliki peluang 5x kali besar karena memiliki benang sari berjumlah 5.
            Warna tangkai daun pada bunga krisan, secara mendominan didapat dengan warna hijau kecoklatan apabila bunga tersebut telah tua atau cukup umur untuk dipotong, dan jika didapat untuk warna hijau muda apabila bunga krisan tersebut masih muda, dan berdasarkan jumlah pita dari bunga krisan tersebut kami tidak bisa memberikan pembahasan, hal ini disebabkan adanya human error yang mengakibatkan rontoknya pita dari bunga krisan sebelum dilakukan pengamatan. Dan berdasarkan jurnal penelitian oleh (Budi Setiyadi, et al. 2009) yang didapat bahwa bunga krisan secara umum memiliki diameter bunga berkisar 6,81 – 10,03 cm, dan dengan adanya penambahan konklisin pada perendaman bunga krisan selama 12 jam didapat diameter bunga mencapai  3,45 – 14, 13 cm. Hal ini lah dapat dijadikan pedoman untuk para pengusaha bunga krisan, sehingga memperoleh keunggulan krisan dibandingkan dengan yang lain.

·      BOUGENVILLE
            Berdasarkan analisis data diatas, didapat bahwa terdapat 5 jenis species dari bunga bougenville yang memiliki warna nila, ungu, orange, putih dan merah. Pada bunga bougenville memiliki warna daun yakni hijau, yang didukung dari kandungan klorofil pada semua jenis daun bunga, untuk melakukan proses fotosintesis.
            Pada pengamatan didapat, bahwa jumlah putik pada bunga bougenville berjumlah 3 untuk seluruh species pada bunga bougenville. Namun untuk benangsari ada perbedaan antara species satu dengan yang lain, hal ini disebabkan kemampuan species bougenville berbeda-beda, untuk bougeville merah, nila dan orange memiliki tingkat produktifitas untuk menghasilkan individu baru lebih besar dibandingkan untuk bunga bougenville putih dan ungu. Namun secara umum, ketika tumbuhan dimasukkan dalam suatu species yang sama maka memiliki jumlah putik dan jumlah benangsari yang sama.
            Jumlah mahkota pada bunga bougenville yang diamati berjumlah 15 untuk seluruh jenis species pada bougenville, hal ini juga didukung oleh hasil penelitian oleh (Paramita, et al. 2012) bahwa pertumbuhan kalus pada eksplan nodia dan daun bunga kertas dalam kondisi in vitro memberikan mahkota dengan jumlah 15.
            Terdapat potensi yang besar dalam pembentukan tunas secara tidak langsung dan induksi embrio somatic dari kalus yang terbentuk hasil penambahan BAP yang didalam media MS. Maka perlu dilakukan eksplorasi media seperti campuran sitokinin dan auksin terhadap pertumbuhan eksplan nodia maupun daun bunga kertas (Paramita, et al. 2012).
            Panjang dari daun bougenville berkisar antara 4 – 5 cm, dan lebar daun bougenville berkisar antara 3 – 5 cm dengan luas rata-rata berkisar pada angka 12 – 25 cm2.

·      CANNA
            Berdasarkan analisis data yang didapat untuk bunga tasbih (bunga canna) bahwa seluruh species dari bunga tasbih memiliki warna daun hijau, hal ini juga mendukung bahwa adanya kandungan klorofil pada daun tersebut sehingga bunga tersebut mampu melakukan proses fotosintesis. Dan berdasarkan pengamatan yang didapat, bahwa ada species dari bunga tasbih yang tidak mempunyai putik dan benang sari, hal ini sangat bertentangan dengan teori yang didapat untuk jenis tumbuhan yang memiliki putik dan benangsari sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan tersebut. Maka, untuk pengamatan canna merah ada kesalahan dari praktikan (human error), salah satu faktor yang utama adalah hilangnya putik dan benangsari sebelum dilakukan pengamatan.
            Mahkota merupakan hiasan yang menjadikan bunga lebih indah, maka pada bunga canna orange hijau kekuningan memiliki jumlah mahkota 5, sama dengan mahkota pada canna coklat dan canna orange. Sedangkan pada canna coklat hanya memiliki mahkota 1, dan canna merah tidak ada, inilah yang menjadi kesalahan praktikan dalam penjagaan bahan praktikum sehingga tidak ditemukan mahkota bunga pada canna merah, namun secara teori dan kenyataan di lapangan bahwa secara garis besar, mahkota bunga canna berjumlah 5.
           
KEANEKARAGAMAN HEWAN
            Berdasarkan data yang didapat bahwa ikan nila, mujair dan mas memiliki warna tubuh yang berbeda dan memiliki warna yang mendominasi dari tubuh ikan tersebut, misalnya pada ikan nila yakni warna putih dan hitam, sedangkan untuk mujair warna hitam dan untuk ikan masa warna kuning dan hitam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Cypriana Siagian. 2009), menyatakan bahwa benuk tubuh ikan nila, mujair maupun ikan mas berbentuk agak pipih serta memiliki warna tubuh dibagian punggung lebih cenderung gelap dibandingkan dibagian lateral dan ventral. Namun hal ini tidak terjadi pada ikan mujair dan ikan mas, karena warna yang mendominasi seluruh tubuh ikan mujair adalah gelap sedangkan untuk ikan mas yakni berwarna terang.
            Pengamatan juga ditumpukan pada bentuk sirip pada masing-masing ikan, pada ikan nila memiliki ukuran sisik yang paling kecil dibandingkan dengan ikan mujair dan ikan mas,dan didapat bahwa sisik ikan mujair dan ikan mas memiliki bentuk serta ukuran yang hampir sama,  pengamatan ini dianggap benar karena berdasarkan teori bahwa sisik ikan mas bertipe sikloid, ikan mujair bersisik sikloid dan ikan nila bersisik stenoid. Dan untuk jenis warna pada masing- masing sisik, memiliki warna yang sama yakni putih, hal ini karena ada pigmen yang menjadikan warna putih pada hampir semua sisik ikan.
            Ukuran panjang ikan tiap species ini sangat bergantung pada usia (umur) species tersebut, karena praktikan menggunakan ikan yang berumur 2 bulan, maka didapat bahwa panjang species ikan juga berbeda-beda, dan panjang ikan tertinggi didapat untuk ikan mujair yakni 24 cm. Serta ikan mujair juga mendapat ukuran lebar terbesar yakni 9 cm, hal ini sesuai dengan pengamatan oleh (Cypriana Siagian. 2009) yang menyatakan bahwa ikan mujair memiliki perut yang besar dibandingkan dengan ikan nila dan ikan mas, jadi faktor inilah yang menjadikan perut ikan mujair lebih besar.

KEANEKARAGAMAN MANUSIA
            Berdasarakan analisis data diatas, didapat bahwa di kelompok 2 perempuan mendominasi kelompok, hal ini dibuktikan dari banyaknya jumlah perempuan di kelompok 2 dengan perbandingan perempuan : laki-laki = 5 : 1, yang mana kesemua dari anggota kelompok 2 memiliki lidah dengan tidak menggulung, serta memiliki ibu jari yang tidak bengkok dan kaki pada semua anggota kelompok termasuk bertipe kaki leper, yang mana ada lengkungan pada kaki.
            Untuk keseluruhan dari anggota kelompok memiliki warna rambut hitam, yang mana terdapat kandunagan pigmen warna hitam pada rambut, ini juga didukung karena usia semua anggota kelompok yang masih muda, dan merupakan warga asli Indonesia yang memiliki ciri khas rambut berwarna hitam. Data golongan darah didapat dari praktikum yang pernah dilakukan untuk biologi umum 1, yakni golongan darah O sebanyak 4 orang, golongan darah B sebanyak 1 orang dan golongan darah AB juga sebanyak 1 orang.  Dan telinga yang dimiliki pada anggota kelompok 2 mendominasi tidak gantung sebanyak 4 orang, dan bertipe gantung sebanyak 2 orang. Untuk tipe dari rambut keriting, hanya pada 1 orang, untuk tipe ikal ada 3 orang dan tipe rambut lurus pada 3 orang anggota kelompok.




























BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Keanekaragaman varietas pada bunga aster (krisan) dapat diidentifikasi dari warna bunga yang tampak secara morfologi, dan berdasarkan jumlah pita serta jumlah kelopak pada bunga krisan.
2.      Keanekaragaman varietas pada bunga bougenville dapat diidentifikasi dari warna mahkota bunga yang bervariasi, dan jumlah benang sari pada tiap bunga bougenville.
3.      Keanekaragaman varietas pada bunga canna dapat diidentifikasi dari warna mahkota bunga, jumlah pelepah, serta warna tangkai daun.
4.      Keanekaragaman pada hewan khususnya untuk kelas pisces, dapat diidentifikasi dari warna tubuh yang mendominasi, tipe sisik pada ikan, dan bentuk sirip ekor (pinnae caudalis) pada masing-masing ikan.
5.      Keanekaragaman pada anggota kelompok 2 yang tampak mendominasi dari Jenis kelamin, tipe telinga, tipe bulu mata, dan jenis rambut.

5.2 Saran
            Praktikum sebaiknya dilaksanakan di jam pagi hari, hal ini sebagai bentuk untuk menghindari human error dalam kehilangan data dari bahan yang akan dipraktikumkan, dan praktikum dengan materi keanekaragaman sebaiknya juga dilakukan uji statistik guna mendapatkan nilai perbedaan nyata atau tidak, pada masing-masing varietas pada species makhluk hidup.









DAFTAR PUSTAKA

 Arisanti, Desi et al. 2012. Pengaruh Pemberian Vitamin C (Asam Askorbat) Terhadap Kesegaran Bunga Krisan pada Kawasan Sentra Penghasil di Desa Ngasem, Kecamatan Jetis, Bandungan, Jawa Tengah. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol XX
Cahyaningrum, Paramita et al. 2012. Induksi Keragamana Somaklonal Bunga kertas (Zinnia sp)
            sebagai Upaya Pengembangan Bunga Potong Daerah Tropis. Jogjakarta : FMIPA UNY
Nurhalisyah. 2007. Pembungaan Tanaman Krisan (Chrysanthemum sp) pada Berbagai Komposisi Media Tanam. Jurnal Agrisistem. Vol 3 No : 2
Purnobasuki, Hey et al. 2013. Keanekaragaman Morfologi Bunga Pada Chrysanthemum morifolium Ramat dan Varietasnya. Jurnal Ilmiah Biologi. Vol 1 No : 1
Primanita, Erma et al. 2010. Variasi Genetik Persilangan 3 Strain Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Ikan Mujair (O. mossambicus) dengan Metode Randomly Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akultur
Setiadi, Budi et al. 2009. Karakter Fenotipe Tanaman Krisan (Dendranthema grandiflorum) Kultivar Big Yellow Hasil Pertanian Kolkisin. Jurnal Agrotropika. Vol 1. No : 1
Siagian, Cypriana. 2009. Tesis : Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan serta Keterkaitan dengan Kualitas Perairan di Danau Toba Balige Sumatera Utara. Medan : USU
Sumaryanti, et al. 2012. Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna sp) Berdasarkan Karakter Morfologi.  Surabaya : Universitas Airlangga
Suryanto, Dwi. 2003. Keanekaragaman Organisme Melalui Beberapa Teknik Genetika Molekuler. Medan : USU
Suwanto, Antonius. 2006. Genetically Modified Organisms (GMOs) : Keragaman Genetik dan Preferensi Manusia. Bogor : IPB




Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN GENETIKA ALEL DAN GEN GANDA

LAPORAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

LAPORAN OKULASI